HARIANTERBIT.CO – Anak muda terutama kalangan mahasiswa, kini mulai melirik untuk berinvestasi melalui kegiatan menabung saham di lantai bursa. Ini tren baru yang melanda generasi muda setelah era digital dan era media sosial.
Selama ini memang kesan kita kalau mendengar kata ‘saham’ tidak jauh dari kalangan eksekutif yang sudah mapan. Seperti pengusaha, pria dewasa dan mereka yang bermodal besar.
“Tapi sekarang sudah mulai bergeser. Sekarang tren berinvestasi saham. Generasi muda juga jangan sampai ketinggalan untuk mulai belajar berinvestasi saham,” tantang Alexander Rusli, president director & CEO Indosat Ooredoo.
Pernyataan tersebut disampaikan Alexander Rusli saat peluncuran program kompetisi Indosat Stock Trading Contest (ISTC) 2016. Kompetisi ini diperuntukkan bagi kalangan mahasiswa bekerja sama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (Trimegah).
“Ini adalah bentuk keseriusan Indosat Ooredoo dalam meningkatkan jumlah investor saham di Indonesia. ISTC akan melengkapi program ‘Yuk Nabung Saham’ yang sedang digalakkan BEI Bursa Efek Indonesia,” kata Alexander Rusli.
Menurut Alexander Rusli, pihaknya ingin menanamkan kepada generasi muda bahwa pasar modal merupakan salah satu roda penggerak penting ekonomi Indonesia. Dengan menjadi investor yang aktif di pasar modal, maka secara tidak langsung kita telah membantu perekonomian negara kita.
‘Kami berharap ISTC dapat mencetak investor-investor andal di pasar modal”, ujar ‘juragan’ Indosat Ooredoo ini.
Tahun 2016 ini ISTC kedua kalinya dilaksanakan untuk mendorong animo masyarakat terjun ke dunia pasar modal. Terutama meningkatkan literasi keuangan, investasi saham di pasar modal, khususnya bagi generasi muda Indonesia. Dengan aplikasi ISTC kini menjadi lebih mudah menghadirkan data BEI secara real time.
Untuk menjadi peserta kompetisi, yang bersangkutan akan mendapatkan edukasi dan melakukan transaksi saham secara virtual terhadap sejumlah saham pilihan yang diperdagangkan di BEI dengan harga saham yang diperoleh secara real time.
Seperti diketahui, saham adalah surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan aset riil di suatu perusahaan. Caranya dengan menempatkan uang saat berinvestasi di pasar modal.
Keuntungan berinvestasi saham itu antara lain mendapatkan dividen, capital gain atau yang diperoleh investor atas selisih harga jual dibandingkan harga beli saham. Selain tentu saja menjadi pemilik perusahaan.
Direktur Pengembangan BEI Hosea Nicky Hogan mengakui, jumlah investor pasar modal dalam negeri saat ini memang terus meningkat. Terlihat dari jumlah SID yang sebelumnya 430 ribu di akhir tahun 2015, meningkat menjadi 490 ribu per juli 2016.
Juga bahwa SID yang aktif meningkat 50 persen dari sebelumnya 57 ribu perbulan di akhir tahun 2015, menjadi 85 ribu sampai dengan pertengahan tahun 2016.
Program ISTC ini sendiri, resmi diluncurkan dan mulai dibuka pendaftaran bagi peserta program kompetisi sejak Kamis, 11 Agustus 2016. Peluncurannya dilakukan di Kantor Pusat PT Indosat Ooredoo, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
ISTC dibuka dengan dua kategori, yakni pelajar/mahasiswa, dan masyarakat umum. Setelah itu peserta akan diundang dalam bootcamp selama dua hari untuk mendapatkan edukasi mengenai pasar modal.
Setelah peluncuran, dilanjutkan dengan program roadshow ke delapan universitas di Indonesia. Dimulai di Universitas Andalas Padang (29 Agustus 2016), Universitas Pasundan Bandung (8 September 2016), Universitas Indonesia Depok (15 September 2016), Universitas Airlangga Surabaya (22 September 2016), dan Universitas Brawijaya Malang (28 September 2016).
Selanjutnya di Universitas Muhamadiah Yogyakarta (3 Oktober 2016), Universitas Hassanudin Makassar (5 Oktober 2016), Universitas Prasetya Mulya Tangerang Selatan (7 Oktober 2016). Adapun peserta terbaik setiap periode akan ditetapkan pada beberapa periode. (Nur Terbit)