Profesor nyentrik

KAPOLRI: KIKIEK ITU PROFESOR COWBOY

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Hermawan Sulistyo yang akrab disapa Kikiek itu profesor cowboy yang selalu tampil apa adanya, tapi berani dan tegas, tanpa mendahulukan kepentingan pribadinya. Ungkapan blak-blakan itu disampaikan Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian pada sambutannya di acara 40 tahun berkarya Hermawan Sulistyo di Gedung LIPI, Rabu (27/7).

Kalau mengkritik polisi dilakukan dengan langsung terbuka di ekpose di media. Tidak langsung melakukannya secara pribadi kepada yang menjadi sasaran kritiknya. “Kritikannya memang pedas tapi terarah,” tandas Tito.

Profesor nyentrik
Profesor nyentrik

Karena beliau sangat tahu kapan melakukan kritik dan kapan melakukan pujian kepada Polri. Kikiek dalam penelian kapolri, termasuk eksentrik tak sama dengan intelektual-intelektuan pada umumnya. “Sepatu aja, ya seperti itu lah. Padahal Polri sudah memberikan bonus atas jasanya membantu kinerja Polri,” kata Tito berkelakar.

Namun begitu, Kikiek adalah kawan dan guru, disebut Tito. “Polri sangat perlu masukan dari seorang intelektuak seperti Pak Kikiek. Beliau sahabat saya dan saya sudah mengenalnya sejak lama,” kata Tito.

Berbeda dengan kisah Gories Mere, mantan Kepala BNN yang sekarang menjadi Staf Khusus Presiden Joko Widodo. “Saya itu sering berkelahi dengan Kikiek,” ungkapnya.

‘Perkelaahian itu, cerita Gories, dimulai saat menangani kasus pembunuhan warga negara India di Amerika Serikat. Pelakunya adalah Oki Harnoko Dewantono, warga negara Indonesia.

Gories selaku ketua tim yang ditugaskan khusus oleh Kapolri membawa Oki untuk diadili di Indonesia. “Sudah hampir berhasil, tapi Kikiek dan wartawan lainnya mengganggu. Meminta menjelaskan secara terbuka. Ya, awalnya saya tak mau karena takut gagal,” aku Gories.

Tapi akhirnya, aku Gories dikasih ‘bocoran halus’ juga. Dan sukses membawa Oki dan diadili di Indonesia. Itu kejadian 20 tahun lalu.

Kemudian lanjut Gories, ketemu lagi di negara yang sama. Saat itu, cerita Gories dirinya ditugaskan dan diberi tanggung jawab membawa ‘Ratu’ Ekstsi, Zarima Mirafsur. “Ketemu lagi ma Kikiek.

Ketika itu Kikiek sedang mengambil master. Begitu lagi. Saya diganggu. Saya sudah lobi sana-sini untuk dapat membawa Zarima dah sudah deal tinggal bawa, tiba-tiba Zarima menolak dengan alasan di Inonesia akan dibunuh,” kata Gories.

Usut punya usut, ternyata yang ngomong gitu Kikiek. “Kikiek bilang ke Zarima jangan percaya Gories. Tukang bohong. Kamu ke indonesia akan di bunuh,” aku Gories yang disambut riuh ketawa peserta.

Tapi, lanjut Gories, Zarima tetap bisa di bawa pulang. “Di pesawat saya telepon Kikiek. Zarima dah di pesawat menuju Indonesia. Kita berdua ketawa,” tutup Gories.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *