HARIANTERBIT.CO – Pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian hasil tambang mineral (smelter) terus dipacu oleh pemerintah. Smelter menjadi andalan untuk meningkatkan nilai tambah dan mendongkrak nilai ekspor industri logam.
Dirjen Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Djumain Appe mengatakan beberapa tahun belakangan ini nilai ekspor produksi industri logam terus naik, di tahun 2012 lalu nilai ekspor tercatat USD 9,7 miliar dan naik lagi menjadi USD 10 miliar di tahun 2013 atau naik sebesar 2,6 persen.
“Terlebih laporan kinerja Kementerian Perindustrian menunjukan idustri logam termasuk dalam tiga besar pendukung pertumbuhan PDB, non Migas selain Industri alat transportasi dan industri makanan dan minimuman,” katanya, Kamis (25/2), di Kantor BPPT Lantai 24, Thamrin Jakarta.
Hal ini terungkap pada acara FGD/Duskusi Pegembangan Industri Bahan Baku dan Material Maju di Indonesia, dan pembicara LIPI dan Tekmira, dan BPPT, terus mendorong upaya hilirisasi Loham Tanah Jarang (LTJ) dengan sejumlah kementerian dan lembaga. Logam Tanah Jarang adalah kumpulan 17 unsur kimia pada tabel periodik semisal serium, lantanum dan gadolinium. (dade)