HARIANTERBIT.CO – Dari sana kemudian Eka dan tim kreatif mulai menciptakan jargon-jargon lain yang dirasa menarik orang untuk membelinya. Sekarang sudah tak terhitung berapa banyak jargon-jargon yang dikeluarkan oleh Gurita.
Antara lain ‘Aku Pernah Gendut’, Aku Cuma Orang Biasa (biasa shopping di luar negeri), ‘Sumpah Aku Pernah Putih’ ‘Bukan Artis’, ‘Masih Single’, dan sederet kata-kata jenaka lain, termasuk tak lupa yang melibatkan nama Bandung, misalnya, ‘Aku Cinta Bandung Pake Banget’, ‘Ngapain Aja Sih Di Bandung’, dan lain sebagainya
Kata-kata dibuat simple, lucu, dan ada sedikit unsur iseng. Beberapa thema yang diambil memang banyak yang melibatkan berat badan, warna kulit, karakter, profesi, dan tampang, sehingga mengajak orang yang membacanya tersenyum kecil.
Bahkan pemiliknya bisa menertawakan diri sendiri. Pendek kata, ringan, tak perlu mengernyitkan dahi. “Dan pastinya tidak mengandung SARA,” tandas ibu tiga orang anak ini.
DIBURU
Tak mengherankan Kaos Gurita banyak diburu wisatawan yang berkunjung ke Bandung sebagai oleh-oleh, karena kekhasannya. Selain kaos, Gurita juga memproduksi pernak-pernik souvenir sebagai oleh-oleh dari Bandung, seperti magnet kulkas, pin, topi, dan lain-lain. Yang tak dilupakan tentu sweater, sebagai pelindung tubuh dari cuaca Bandung yang dingin. Bahan kaosnya terbuat dari katun, enak dan nyaman dipakainya.
Sementara kaosnya juga tersedia dalam banyak pilihan ukuran, mulai buat anak-anak sampai orang tua lengan pendek dan panjang. Bahkan Gurita membuat kaos ukuran ekstra besar, yang bisa ‘dipakai’ dua orang sekaligus, yaitu ukuran 12L !!. “Tadinya hanya untuk lucu-lucuan saja, tanpa disangka ternyata lumayan juga pembelinya,” urai Eka.
Lalu apa arti nama Gurita? Binatang berkaki delapan ini adalah merek kaos alias brandnya. Logonya berupa gambar kartun Gurita berwarna merah dan berwajah imut-imut yang merupakan gambar tangan sang suami, Adrian Ariatin. Sangat khas, di setiap outlet kaos Gurita, ada logo Gurita yang lagi senyum ini. Jari-jari Gurita itu seolah melambai dan mengajak orang untuk mampir ke outlet-nya.
GURITA
Kenapa Gurita? Menurut yang diingat Eka, spontan saja terlintas. “Tidak pakai pertimbangan apakah bisa laku apa tidak. Tidak juga ke dukun…he…he… Pokoknya yang diingat saat itu ingin punya merek yang berbau mahluk hidup dan kebetulan melihat gambar Gurita.
Karena sreg maka jadilah merk Gurita lahir”, kenang Eka. Pada waktu itu merek harus segera ada karena waktu pendaftaran Pasar Seni ITB 2006 sudah mepet.
“Saat itu itu jujur saya bingung. Apakah ingin pakai nama tanaman atau hewan, maklum masih cinta almamater saya (Biologi ITB –Red.). Lalu di meja kerja ada pin Gurita bikinan suami saya, spontan saja saya sebut Gurita. Nah, berawal dari sana, selanjutnya brand Gurita diharapkan bisa membuat produknya menggurita ke seluruh dunia…he…he…“, kenang Eka.
SOBEK
Pada pameran pertama tahun 2006 itu, diluar dugaan, kaos Gurita laris manis hingga nyaris tak bersisa. “Pada saat itu ternyata respon sangat besar dari pembeli, sampai nyaris habis terjual. Hanya satu kaos yang berhasil di pertahankan oleh Gurita supaya tidak ikut terjual, itupun karena sobek ha..ha…”, jelas Eka.
Kini usaha kaos Gurita memiliki 6 gerai penjualan , yaitu di Cihampelas Walk, Trans Studio Mall, di Hotel De Batara Jalan Cihampelas, di Kartika Sari Dago, di Piset Square Mall, dan yang terbaru di Karapitan 89 Bandung.
Produk ini juga dijual secara online melalui web http://kaosgurita.com.
Yang belum sempat ke Bandung, bisa kok mampir ke toko onlinenya atau ke FB Gurita Kaos Bisa Ngomong, Twitter @kaos_gurita, atau Instagram Kaos Gurita Bandung. Kalau ingin langsung sms bisa ke 081321130020. (dann julian)