HARIANTERBIT.CO – Siapa yang tak punya T-Shirt? Rasanya tidak ada. Sejak maraknya T- Shirt di Indonesia, banyak muncul produk T-Shirt inovatif dan keratif. Di Jogjakarta ada Dagadu. Di Bali ada Joger, di Surabaya ada Cak Cuk. Dan masih banyak lagi T-Shirt khas.
Mereka memiliki ciri dan kekhasan masing-masing, misalnya kaos Joger tak boleh dijual di luar Bali atau online, dengan harapan orang yang membelinya harus datang ke Bali, agar menambah kunjungan wisatawan ke Bali. Kaos-kaos khas itu mengalami masa booming.
Di Bandung juga banyak. Baik yang menonjolkan produk dan kualitas T-Shirt nya itu sendiri, maupun T-Shirt dan slogan-slogannya. Salah satunya yang kini lagi booming dan trend adalah ‘Kaos Yang Bisa Ngomong’ produksi Gurita. Asli Bandung dan khas Bandung.
Tentu saja ‘Kaos Yang Bisa Ngomong’ bukan dalam artian harafiah, namun merupakan bisnis kreatif. Produk ini dimiliki oleh wanita bernama Eka Riani. Wanita kalem kelahiran Bandung yang pernah mengecap ilmu di jurusan Biologi FMIPA ITB dan meneruskan S-2 di MBA ITB ini membangun brand Gurita Pernik sekitar sepuluh tahun lalu.
Sebelumnya ia bersama suaminya, Adrian Ariatin, menggeluti bisnis stempel, berlabel ‘Big Stamp’. Percetakan yang dibangun dari nol oleh Eka pada tahun 2005 itu kini juga bertahan dan terus berkembang menjadi perusahaan stempel paling lengkap di Bandung. Usaha setempel ini dimulai dari ‘ngantor’ di sebuah garasi mobil, namun dengan kegigihannya, bisa survive, bahkan maju.
“Karena mungkin terbantu oleh kemudahan perkembangan era digital dan bisnis stempel merupakan usaha long life, tak ada matinya dan unik. Semaju apapun perkembangan zaman, instansi pemerintah dan kantor swasta tetap butuh stempel, ” tutur Eka. Eka dan Adrian pernah sama-sama kuliah di ITB, meski beda jurusan.
Lalu Eka mengembangkan kepak sayap bisnisnya ke bidang kaos. Pada tahun 2006 diadakan Pasar Seni ITB di Bandung. Dari situ muncul ide untuk membuat kaos dan pernak-pernik unik dengan kalimat-kalimat seru dan menggelitik, baik di bagian punggung maupun dada.
Di acara pameran sehari itu, tanggal 10 September 2006, diingat sebagai hari lahirnya brand Gurita Pernik. Di Pameran ITB yang selalu menghebohkan itu titik awal kaos Gurita dikenal dan sukses. Kini brand tersebut lebih dikenal dengan nama toko online-nya yaitu kaosgurita.com.
Salah satu produk yang paling laris adalah kaos yang berbunyi ‘Sumpah Aku Pernah Kurus’.. Sebenarnya kata-kata ‘Sumpah Aku Pernah Kurus’ itu merupakan pengalaman pribadi saya.
Setelah memiliki anak, saya sering diledek gendut. Dari situ terlintas di pikiran, kayaknya penting menyakinkan orang bahwa saya pernah kurus. Dan ketika saya jadikan jargon di kaos dan saya tambah kata ‘Sumpah’ maka jadilah seperti itu dan laris”, kenang Eka sambil tersenyum.
Soal kaos tersebut Eka berteori, pengalaman seperti dirinya yang pernah langsing tapi kemudian menjadi gemuk banyak dialami orang, tidak hanya wanita tetapi juga pria. Lalu ketika kata-kata itu dirasa mewakili banyak orang, maka kaos itu pun laku. Apalagi kata-kata “Sumpah, aku pernah kurus” itu dibuat jenaka dengan tambahan kalimat, ‘tapi lupa kapan…’ (dann julian)