HARIANTERBIT.CO – Aku tengah berada di toilet umum, mau buang air kecil, saat kulihat seekor serangga kecil di permukaan air, bergerak-gerak tanpa daya.
Dalam sedetik, muncul pertanyaan dalam batinku, menolong atau tidak menolongnya. Tidak ada alat yang bisa digunakan untuk menciduk serangga itu – dan aku tidak mau mengotori tangan.
Detik berikutnya, seketika aku merasa malu karena kurangnya welas asih dalam diriku – nanti ‘kan aku bisa mencuci tangan!
Meski pun sadar akan rasa malu ini, aku masih melihat ke sekeliling mencari sesuatu yang dapat digunakan untuk menciduk, sesuatu selain tanganku sendiri.
Detik selanjutnya, aku sadar serangga itu makin sekarat. Ia akan kehilangan nyawanya, sesuatu yang sangat berharga; sementara aku dengan tak tahu malu berusaha mencari sesuatu yang kurang begitu penting seperti “kenyamanan”.
Aku berbalik dan melihat segulungan tisu di dekat pintu. Cepat-cepat aku sobek sepotong tisu dan menggunakannya untuk menciduk serangga itu.
Lega….., tetapi serangga itu pasti jauh lebih lega daripada aku!
Aku sungguh malu akan keegoisan diriku ini.
Welas asih sejati umumnya berarti mau “betul-betul mengotori tangan kita” tanpa pikir-pikir lagi.
Memang, aksi welas asih sejati yang sekotor itu adalah sangat indah untuk dilakukan!
Jangan ragu-ragu untuk mewujudkan Welas asih – hanya saja, teruslah jaga dengan kebijaksanaan.