HARIANTERBIT.CO – Sepanjang 2015 ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meletakkan landasan yang kokoh untuk berkerja makin efektif ke depan, juga meniadakan penghalang bagi percepatan pembangunan pendidikan dan kebudayaan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Bawesdan mengatakan tahun 2015 adalah tahun awal reformasi Ujian Nasional (UN). “Namun, UN tak lagi menjadi penentu kelulusan. Kelulusan diserahkan pada sekolah,” katanya, Rabu (30/12), saat Konferensi Pers Akhir Tahun 2015: “Kilasan Kinerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015”, di Graha Utama, Gedung A Lantai 3 Kemendikbud, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta.
Sementara itu, ketentuan tersebut berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Permendikbud Nomor 5 tahun 2015 tentang Persyaratan Kelulusan dari Satuan Pendidikan.
Anies, menjelaskan penyelenggaraan UN tahun ini telah dilaksanakan di 81.261 sekolah yang terdiri dari 52.165 SMP/sederajat dengan 4.123.667 peserta, dan 17.377 SMA/sederajat dengan 1.661.832 peserta, serta 11.722 SMK dengan 1.237.452 peserta. “Dalam pelaksanaan UN tahun ini juga dikenaikan soal-soal higher order thinking skills (HOTS) antara 5-10 persen,” ujarnya.
Selain itu juga dalam pelaksanaanya, dilakukan rintisan UN berbasis Kumpoter (UNBK) yang diikuti oleh 554 sekolah dengan 167.404 peserta di 24 provinsi. Lanjut, Anies, untuk mendorong kejujuran dalam UN, Kemendikbud melahirkan Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN).