HARIANTERBIT.CO – Kapten Intel Kodam Siliwangi Edi dan anggotanya Sersan Deden, tertembak anggota polisi yang melakukan pengejaran terhadap pelaporan penculikan. Peristiwa tersebut terjadi akibat miskomunikasi antara anggota Buser Polres Muara Enim.
“Ada miskomunikasi di lapangan sekarang dalam penanganan satuan masing-masing,” tegas Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Mayor Jenderal TNI Tatang Sulaiman.
Kedua Anggota TNI Intelijen Kodam Siliwangi tersebut masih dirawat di rumah sakit.
Kejadian tersebut bermula dari seorang pria bernama Yuda yang tidak mengembalikan satu unit mobil Toyota Innova yang disewanya dari anggota Puskopad Dam III Siliwangi pada 14 Oktober 2015.
Tersangka Yuda justru kabur setelah menjual mobil itu kepada penadah ke daerah Sumatera Selatan, sehingga anggota Kodam III Siliwangi melakukan pengejaran ke daerah itu.
“Dari informasi anggota kami, pada 30 Oktober 2015 sudah melaporkan kehilangan kendaraan Toyota Innova itu ke Polri,” ujarnya.
Kemudian, Dandim Intel Kodam III Siliwangi mengerahkan delapan anggotanya ke Sumatera Selatan dan berhasil menangkap tiga orang pelaku penadah kendaraan bermotor tersebut yakni Herman, Edi dan Triono di lokasi berbeda.
Setelah diinterogasi petugas, ketiga pelaku curanmor itu mengaku kendaraan tersebut dijual kembali ke salah satu warga di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan. Sejumlah anggota TNI kemudian melakukan pengejaran tersangka.
KRONOLOGIS
Penjelasan Kapolres Muara Enim, Sumatera Selatan AKBP Nuryanto, pada 12 November Polres Muara Enim menerima laporan dari warga adanya aksi penculikan atas nama Hedianto alias Anto (41) warga Muara Enim.
Berdasarkan Laporan Polisi bernomor LP/B-584/XI/2015/Sumsel/Res. Muara Enim. Korban penculikan Anto merupakan seorang petani warga Desa Pagar Dewa, Kec. Benakat, Kab. Muara Enim. Berikut kronologi pengungkapan kasus penculikan tersebut:
Selasa 10-11-2015
Diduga pelaku penculikan atas nama Hendy, (25) warga Desa Ujan Emas Lama, Kec Ujan Emas Kab M Enim bersama dengan 4 orang yang tidak dikenal datang ke rumah korban dengan alasan mencari kayu. Pertemuan mereka saat itu pada Selasa (10/11) malam sekitar pukul 20.00 WIB yang juga disaksikan istri korban bernama Emi.
Setelah terjadi komunikasi, pelaku Hendy lantas memanggil dua orang temannya. Tak lama berselang, datang sebuah mobil toyota Rush warna putih turunlah dua orang. “Setelah terjadi komunikasi antara pelaku dengan korban, datang mobil Rush warna hitam. Ada dua orang di dalamnya langsung membawa korban dengan ancaman senjata api,” ujar AKBP Nuryanto.
Rabu 11-11-2015
Istri korban menerima telepon dari komplotan tersebut disuruh mengirimkan uang Rp 10 juta. Uang tersebut ditransfer ke rekening BRI dengan pemilik nama Suwandi. Istri korban juga diberitahu komplotan tersebut bahwa suaminya sudah dibawa ke Kabupaten Linggau.
Kamis 12-11-2015
keluarga korban bernama Hadi mendatangi Polres Muara Enim yang melaporkan kasus penculikan tersebut. Komplotan penculikan itu kembali menghubungi istri korban untuk kembali mengantarkan uang ke Linggau.
“Istri korban ditelepon orang bernama Sainan yang mengatakan, kalau suaminya dua hari ini tidak diurus akan dibunuh,” kata AKBP Nuryanto.
Atas ancaman tersebut, pihak keluarga korban mencoba menemui pelaku di Linggau. Saat itu pihak penculik juga mengancam jangan coba-coba membawa polisi. “Namun tim kita tetap mendampingi keluarga korban menuju Linggau,” kata AKBP Nuryanto
Jumat 13-11-2015
Sainan, perantara komunikasi antara penculik dengan pihak keluarga korban diminta untuk bertemu di Hotel Wijaya di Linggau. Dalam percakapan dengan pihak keluarga korban, si penculik berpesan kalau istri korban nanti di depan hotel akan ditemui dua anggota TNI berpakaian dinas.
“Mendapat informasi ini, lantas tim kita selain berkoordinasi dengan Polres Linggau, juga berkoordinasi dengan Sub Denpom di sana. Tim kita melaporkan masalah ini. Waktu itu pihak Sub Dempom menyebut, dipastikan dulu apa benar dua orang yang dimaksud benar-benar anggota TNI, Jika benar anggota TNI kita diminta segera menghubungi Denpom,” kata AKBP Nuryanto.
Belakangan pertemuan di depan hotel dibatalkan pihak penculik. Mereka menghubungi untuk pindah lokasi di RM Simpang Raya di Jl Lintas Sumatera, Lubuk Linggau. dan pelaku menggunakan mobil Rush Warna Hitam,” kata AKBP Nuryanto.
Setibanya di sana, lanjutnya Petugas melihat ciri-ciri mobil tersebut. Setelah dipastikan korban penculikan ada di dalam mobil tersebut, saat itulah dilakukan penyergapan kemudian terjadilah baku tembak.
“Dua orang dalam mobil Rush itu tertembak. Selanjutnya mereka mengaku sebagai anggota Den Intel Kodam Siliwangi. Mengetahui hal itu tim kita langsung menyelamatkan untuk membawanya ke rumah sakit Siti Aisiah di Linggau,” jelas AKBP Nuryanto.
Setelah tim Polres Muara Enim dan Linggau membawa kedua anggota TNI tersebut ke rumah sakit, lanjutnya, kembali terjadi keributan. “Ada keributan kembali. Ada oknum TNI yang menembak Kasat Reskrim Polres Linggau, terluka di kaki,” jelas AKBP Nuryanto.