HARIANTERBIT.CO – Lagu Bento Sabtu (24/10) malam mengumandang di Yogyakarta. Riuh dan gegap gempita, manakala Iwan Fals yang gaek, melantunkannnya dengan lantang di Stadion Kridosono Yogyakarta.
Bagai penyihir penyanyi Iwan Fals membuat semua penonton bergoyang. Malam itu berbagai lagu dikumandangkan:
o. Ibu, Bento,
o. Bongkar,
o. Guru Oemar Bakrie,
o. Bunga Trotoar,
o. Hio,
o. Menanti Seorang Kekasih
Saat menyanyikan lagu-lagu cinta suasana begitu romantis. Tanpa ada yang mengkomando ribuan penonton duduk sambil menyalakan lampu HP dan bernyanyi bersama.
Terkait bencana asap yang terjadi di Sumatra, Kalimantan bahkan sampai Papua, Iwan berceloteh tentang siapa pembakar hutan. Ia meminta agar menjaga pohon-pohon di daerah-daerah yang masih bebas asap.
“Saya baru tahu yang memutuskan pembakaran hutan, Bento juga,”kata Iwan disambut riuh ribuan OI.
Bento sendiri merupakan lagu Iwan Fals yang sangat populer pada era 80-an akhir. Bento, tokoh rekaan pada lagu dengan judul yang sama dari album Swami (1989) ini mengisahkan seorang yang tampan, berkuasa dan seorang yang kaya raya. Namun Bento ternyata licik, dia memanfaatkan kekuasaannya untuk menumpuk kekayaan, menipu dan menerima upeti.
Dalam kesehariannya, Bento menutupi keburukannya dengan selalu bicara soal moral dan keadilan. Hukum seakan mati, karena memang hukum buatan manusia sesungguhnya tak lebih dari sebuah alat politik yang dijadikan alat pembenar dan sekaligus menajdi alat pemusnah lawan-lawan politik.
Iwan dalam pesan moralnya lewat lagu berharap agar pemerintah memberikan anggaran sebesar 50 persen. Ini agar masyarakat Indonesia menjadi semakin pintar.