Para peserta Indonesia-Ethiopia Youth Forum yang diselenggarakan Universitas Budi Luhur, KBRI Addis Ababa, dan Harembee University, Ethiopia berfoto bersama

Indonesia-Ethiopia Youth Forum, Rektor UBL: Pemuda Indonesia Harus Lebih Percaya Diri Berkecimpung di Dunia Global

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Universitas Budi Luhur (UBL) bersama Kedutaan Besar RI di Addis Ababa, Ethiopia menggelar seminar bertajuk Youth Empowerment for Societal Transformation, di ruang teater Kampus UBL Jakarta, Selasa, 11 Juli 2023. Kegiatan seminar tersebut merupakan rangkaian dari Indonesia-Ethiopia Youth Forum yang diselenggarakan Universitas Budi Luhur, KBRI Addis Ababa, dan Harembee University, Ethiopia.

Sebanyak 10 orang pemuda dari Ethiopia hadir dalam kegiatan Indonesia -Ethiopia Youth Forum tersebut. Selain ke UBL, mereka akan berkunjung ke sejumlah kampus dan tempat lainnya untuk mengenal lebih banyak tentang Indonesia.

Indonesia -Ethiopia Youth Forum menghadirkan narasumber yakni Taufan Teguh Akbari, Wakil Rektor 3 LSPR Communication & Business Institute, Rocky Prasetyo Jati, dosen UBL dan Yelfi Anwar, Post Doctoral Fellowship National Research and Innovation Agency.

Rektor Universitas Budi Luhur, Wendi Usino dalam keterangan persnya mengatakan bahwa sebagai pemimpin masa depan, maka pemuda harus dibuka wawasannya. Karena itu ia mengapresiasi program yang diinisiasi oleh Kedubes RI untuk Ethiopia terkait kegiatan Indonesia-Ethiopia Youth Forum.

“Hubungan internasional ini menjadi salah satu peluang agar Indonesia bisa semakin melejit. Ethiopia meski negara di Afrika, pemudanya memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan pemuda Indonesia harus belajar dari mereka bagaimana meningkatkan rasa percaya diri,” kata Rektor.

Memang secara ekonomi, Indonesia lebih baik dari Ethiopia. Namun dari segi kepercayaan diri pemudanya, Euthopia bisa menjadi contoh yang baik. “Semoga ini menjadi cambuk bagi pemuda Indonesia bagaimana berkecimpung di kancah internasional, dan membangun kolaborasi dengan dunia internasional untuk menjadi negara yang maju,” tambahnya.

Kolaborasi yang bisa dilakukan antara lain dalam hubungan dagang. Karena ternyata masih banyak bahan-bahan industry yang dibutuhkan Euthopia yang pasokannya berasal dari Indonesia. “Kertas dari Indonesia, ini peluang ekspor yang bisa digarap,” katanya.

Dalam bidang pendidikan, UBL sendiri sudah menandatangi kerjasama dengan Harambee University, sebuah perguruan tinggi swasta terbesar di Euthopia. Kerjasama yang bakal dilakukan dalam waktu dekat antara lain program pertukaran mahasiswa dan dosen, juga kerjasama riset antar dua perguruan tinggi tersebut.

“UBL akan mengundang mahasiswa dari Ethiopia untuk studi di UBL selama satu atau dua semester, dan sebaliknya kami akan kirim mahasiswa juga ke sana. Dan saya berharap ini bisa terealisasi tahun 2024,” tegas Rektor.

Rektor Universitas Budi Luhur, Wendi Usino (nomer dua dari kiri) dan Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika Al Busyra Basnur diapit pemuda dari Ethiopia

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika Al Busyra Basnur mengatakan Ethiopia sebenarnya memiliki teknologi yang cukup maju terutama dalam bidang pertanian. Dengan dukungan Israel, negara yang pernah mengalami bencana kelaparan sekitar 30 tahun lalu, kini mengalami kemajuan yang sangat pesat dengan pertumbuhan ekonomi lebih dari 10 persen.

Bahkan kini banyak negara seperti China dan India menjadikan Ethiopia sebagai negara tujuan investasi. Ratusan perusahaan dari dua negara tersebut telah beroperasi di Ethiopia, negara dengan populasi 120 juta jiwa.

Al Busyra Basnur menjelaskan program-program pertukaran pemuda seperti Indonesia-Ethiopia Youth Forum itu baru pertama yang difasilitasi Kedutaan Besar RI di luar negeri.

“Kalau program serupa sudah banyak yang diselenggarakan oleh kementerian, tetapi ini baru yang pertama yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar RI yang ada di luar negeri,” kata Busyra Basnur.

Diakui Busyra Basnur, awalnya KBRI Addis Ababa berencana membuka program tersebut hanya untuk 5-7 orang pemuda Ethiopia. Tetapi, yang mendaftar lebih dari 100 orang. “Kami akhirnya membawa sepuluh orang karena kalau semuanya tidak akan terakomodir,” jelasnya.

“Harapannya mereka bisa menjadi teman, mata, telinga, dan mulut Indonesia tidak hanya di Ethiopia, tetapi juga di Afrika,” tandas Busyra Basnur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *