Oleh: Ketua Umum Kibar Ir La Ode Budi
PERJALANAN suatu bangsa banyak ditentukan oleh kepemimpinan bangsa itu. Karenanya pada pelajaran sejarah, kejatuhan atau kegemilangan suatu bangsa, selalu dikaitkan dengan masa kepemimpinan raja/sultan/presiden.
Sebuah bangsa maju dan berkembang adalah wujud inovasi dan kerja keras bersama bangsa itu. Karena itu, pemikiran atau gagasan baru serta cara-cara baru harus selalu hadir sejalan dengan upaya kita mencapai kemajuan.
Tanpa kapasitas adaptasi dengan masa depan, bangsa itu akan tertinggal.Terlebih dengan dunia yang begitu cepat berkembang saat ini, kapasitas adaptasi pemimpin, apalagi kepemimpinan nasional, adalah suatu kebutuhan amat sentral.
Dan keadaan dunia yang berubah, membutuhkan kepemimpinan yang berbeda. Setiap zaman ada pemimpinnya. Nabi saja selalu hadir berganti, menyempurnakan bimbingan Tuhan untuk umat, menyesuaikan dengan zaman.
Menginginkan Pak Jokowi menjabat lagi hingga tiga periode, bisa diartikan kita sudah duluan berkesimpulan, tidak ada kapasitas generasi masa kini yang bisa meneruskan beliau. Wacana tiga periode ini saja sudah merugikan bangsa, yaitu menahan tumbuh kembangnya kapasitas generasi baru untuk memimpin bangsa di zamannya.
Dan setelah tiga periode, nanti akan muncul lagi kesimpulan tidak ada kapasitas yang bisa meneruskan beliau. Dan seperti biasa, rasa cukup diri akan dominan dan ‘manusia sekeliling’ penguasa akan menjadi benteng munculnya gagasan-gagasan ‘tak terpikirkan’. Semua menunggu titah bapak.
Perjalanan hidup dua presiden Indonesia pertama, yang panjang berkuasa, jadi bukti bagi kita. Cemerlang awalnya, berlawanan dengan kebutuhan bangsa, pada akhirnya. Situasi bangsa Indonesia saat ini sedang kesulitan besar, adalah jalan bagi mereka yang memiliki kapasitas untuk unjuk kerja.
Siapa yang bisa menurunkan pandemi, menjaga ekonomi tetap tumbuh, dan menjaga kesatuan kebangsaan, akan dilihat oleh rakyat. Untungnya, semua kandidat yang akan berlaga di pilpres tahun 2024, saat ini punya peran dan punya posisi.
Mampukah mereka dengan jabatan atau lingkup pengaruhnya menjadi lokomotif atau contoh untuk bangsa keluar dari kesulitan besar ini, itulah jadi ukuran kelayakan untuk menjadi pemimpin nasional di masa mendatang.
Kesimpulannya, sirkulasi kepemimpinan nasional penting untuk keberlanjutan kemajuan bangsa.
Dan seleksi yang paling tepat untuk Pemimpin pada kontes 2024, adalah mengacu Kinerja dan Kompetensi mereka dalam menghadapi persoalan besar bangsa.
Karenanya, Kibar Indonesia minta stop wacana tiga periode presiden untuk Pak Jokowi. (***)