HARIANTERBIT.CO – Ketua Umum Komite Pedagang Pasar (KPP) Abdul Rosyid Arsyad menyindir Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno yang lebih mempercayai sebagian emak-emak pendukungnya untuk memperhatikan kestabilan harga pangan ketimbang data yang dikeluarkan oleh pemerintah.
“Mendengarkan suara rakyat itu bagus, tapi saya juga keliling pasar di wilayah mana pun, saya dengar dari pedagang dan ibu-ibu pembeli di pasar. Dan memang kenyataannya harga yang ada di pasar justru stabil dan tak mengalami kenaikan,” kata Rosyid saat dikonfirmasi via telepon, Kamis (10/1/2019).
Rosyid mengatakan, sejak awal Sandiaga berkunjung ke pasar-pasar pernyataan yang dilontarkan olehnya, selalu membuat resah seluruh pedagang dan pembeli di pasar se-Indonesia “Ini membuktikan Sandiaga hanya mendengar dari pendukungnya, bukan saja mengecek keseluruhan pedagang dan pembeli pasar se-Indonesia,” tegas Rosyid.
Dirinya pun menantang mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu untuk berkeliling pasar di seluruh Indonesia, dan mengecek keseluruhan harga pasar seluruh wilayah se-Indonesia langsung dari pedagang dan pembeli di pasar dengan penengah atau wasitnya ada dari pihak Badan Urusan Logistik (bulog), Badan Ketahanan Paangan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Satgas Pangan yang memang tugasnya menstabilkan harga pangan se-Indonesia.
“Jadi jangan bicara ngawur terus berdasarkan pendukungnya, nanti bisa marah seluruh pedagang dan rakyat yang memang merasakan harga pangan stabil tidak naik, saya tidak mau ada pergeseran rakyat belanja ke mal. Lalu pasar jadi sepi itu yang diharapkan Sandiaga,” tegasnga
Lebih lanjut Rosyid juga mengatakan, pihaknya bersama pemerintah pusat akan tetap berjuang agar pasar tradisional ramai pembelinya dan meningkat penghasilan pedagang dan rakyat merasakan harga pangan murah. “Jadi berkembang dan maju ekonomi kerakyatan, sesuai yang diinginkan Pak Presiden Jokowi, dan kami punya motto KPP Bergerak Pedagang Sejahtera,” tutupnya.
Diketahui, kemarin, Sandiaga menyinggung tentang kestabilan harga pangan. Dia tidak mempermasalahkan data yang disampaikan pemerintah soal harga pangan, tetapi kenyataan yang didapatnya di lapangan berbeda.
“Soal kemakmuran. Harga-harga. Akal sehat dilawan dengan data, saya datang dengan cerita. Oke pemerintah boleh memberi segelontor data. Tapi saya bawa cerita, cerita emak-emak di pasar. Saya tanya yang di sini. Direkayasa atau tidak, saya tanya harga naik atau tidak? Nggak usah diajarin. Semua menyatakan yang sama (harga naik),” kata Sandiaga. (**)