HARIANTERBIT.CO – The Jakmania alias pendukung setia tim sepak bola Ibu Kota, Persija Jakarta, memadati Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan. Mereka menjadi saksi sejarah kesuksesan tim ‘Macan Kemayoran’ menjadi kampiun Liga 1 2018 setelah menang 2-1 atas tamunya Mitra Kukar, Minggu (9/12).
Persija unggul berkat dua gol Marko Simic pada menit 17 dan 59, sedangkan gol Mitra Kukar lewat Aldino Herdianto pada menit 89.
Persija finis di posisi teratas klasemen akhir Liga 1 dengan raihan 62 poin. Mereka unggul satu angka atas rival terdekatnya, PSM Makassar yang juga menang 5-1 atas PSMS Medan pada waktu bersamaan.
Alessandro Stefano Cugurra Rodrigues yang lebih dikenal Stefano Cugurra Teco pelatih Persija tak punya pilihan lain menurunkan materi susuna terbaiknya. Marko Simic berdiri di depan dengan diapit Riko Simanjuntak dan Novri Setiawan dalam formasi 4-3-3. Sementara, trisula gelandang bersikan Renan da Silva, Rohit Chand, dan Sandi Sute.
Begitu juga RD sapaan akrab Rahmad Darmawan di kubu Mitra Kukar. Dia memasang Fernando Rodriguez sebagai penyerang tunggal. Dalam formasi 4-2-3-1, trio gelandang serang menjadi milik Hendra Adi Bayauw, Anindito Wahyu, dan Septian David Maulana.
Mengusung misi juara, ‘Macan Kemayoran’ turun dengan komposisi terbaiknya dengan Ismed Sofyan sebagai kapten.
Di kubu Mitra Kukar, Yoo Jaehoon dan penyerang utama mereka Fernando Rodriguez juga langsung disiapkan oleh Rahmad Darmawan sejak menit awal.
Dengan komposisi terbaik, Persija mengambil otoritas permainan sejak menit awal. Ini direspons tim tamu dengan menerapkan taktik ‘parkir bus’ di depan gawang kotak penalti. Alhasil, Persija kesulitan mendekati gawang Yoo Jae-hoon.
Penjagaan ketat juga diberikan kepada Marko Simic sebagai sumber gol Persija. Ke mana striker Kroasia ini pergi, bek Mauricio Leal selalu mengikutinya. Namun, lepasnya kawalan terhadap Simic pada menit ke-15 menghadirkan petaka buat Mitra Kukar.
Saepulloh Maulana coba meng-cover tugas Leal, tetapi malah berujung pelanggaran kepada Simic ketika hendak menyambut umpan silang dari sisi kiri. Wasit pun menunjuk titik putih.
Kesempatan tak disia-siakan oleh Simic yang turut maju menjadi eksekutor. Dia melepaskan tembakan ke sisi kiri dan kiper Yoo Jae-hoon bergerak ke arah yang tepat, tetapi laju bola terlalu deras sehingga membuahkan keunggulan 1-0 untuk Persija pada menit ke-17.
Sampai turun minum, gelombang ancaman Persija terus mengalir. Mulai dari tembakan Rohit Chand yang membentur tiang sampai sepakan Renan Silva yang memaksa Yoo-Jae Hon melakukan penyelamatan. Tak satu pun membuahkan hasil sehingga skor 1-0 untuk keunggulan Persija menutup paruh pertama.
Keputusan Teco jitu. Ramdani berperan dalam proses gol kedua pada menit ke-59. Dia ‘mengganggu’ Yoo Jae-hoon sehingga Simic dengan bebas menanduk bola ke gawang, skor 2-0 untuk Persija.
Gol tersebut direspons para pemain Mitra Kukar dengan protes keras. Dari kacamata mereka, Yoo Jae-hoon berdiri di kotak kecil area di mana pergerakan kiper tak boleh diganggu dan Simic seharusnya dianggap melakukan pelanggaran. Wasit bergeming dan gol kedua Persija tetap valid.
Mitra Kukar Protes Wasit
Setelah sempat merasa tidak puas, Mitra Kukar malah mendapatkan hadiah penalti dari wasit. Pemicunya adalah pelanggaran Jaimerson Silva terhadap Bayauw. Sayangnya, eksekusi Fernando Rodriguez mampu dimentahkan kiper Andritany Ardhiyasa.
Momen tersebut turut menyadarkan Teco bahwa pertahanannya dalam bahaya. Oleh karenanya, dia kembali memasang seorang breaker dalam diri Asri Akbar yang menggantikan Renan Silva pada menit ke-75.
Di sisi lain, RD coba menyegarkan serangan Mitra Kukar dengan memasukkan Aldino Herdianto dan menarik keluar Septian David. Hasilnya, Aldino memangkas jarak lewat gol tembakan kerasnya saat waktu normal menyisakan satu menit.
Berbagai upaya dicoba Mitra Kukar guna mencetak gol kedua, tetapi nihil hasil. Laga pun ditutup dengan skor 2-1 buat kemenangan Persija. Penantian panjang 17 tahun berakhir, karena Persija meraih gelar juara liga pertamanya sejak memenangi Liga Indonesia 2001. (**)