HARIANTERBIT.CO – Brigadir Jenderal (Brigjen) Polisi Chrysnanda Dwi Laksana, yang akrab disapa Pak Chrysnanda, merupakan sosok yang unik dan langka dan serba bisa. Baik mengkonsep lalulintas, melukis dan mendalang pewayangan. Profesi sehari-hari sebagai polisi, bergelar doktor dan punya hobi melukis.
“Polisi itu identik dengan hukum, doktor adalah ilmuwan, sedangkan pelukis merespresentasikan kemerdekaan. Tiga kepribadian ini ada pada diri CDL. Ini sesuatu yang langka di muka bumi. Dan masing-masing selalu dihadirkan lewat karya karyanya,” kata Pengelola Balai Budaya Syahnugra Ismail, Rabu(11/7) malam.
Pembukaan pameran lukisan Chrysnanda Dwi Laksana, Rabu (11/7/2018) malam, berlangsung meriah namun penuh kesederhanaan. Ratusan orang, baik seniman, wartawan, masyarakat, memenuhi Gedung Balai Budaya Menteng, di Jalan Gereja Theresia, Menteng, Jakarta Pusat.
Juga tampak Waka Polda Metro Jaya (PMJ) Brigjen Pol Purwadi, Direktur Bimmas PMJ Kombes Sambodo, Kombes Yaya Ahmudiarto, Kasi SIM Ditlantas PMJ Komisaris Fachri Siregar, dan lain-lain.
Pemilihan diksi untuk tema pameran, yaitu Geger Genjik Udan Kirik (GGUK) juga mengandung keunikan. GGUK merupakan istilah dalam kebudayaan Jawa yang menggambarkan situasi kacau balau yang teramat dahsyat.
“Sebenarnya orang bebas mengartikan Geger Genjik Udan Kirik. Kalau saya mengartikan elit di atas sedang kacau dan rakyat jelata di bawah menjadi korbannya. Ini relevan untuk menggambarkan situasi ekonomi, politik, sosial dan budaya di negara ini,” kata Budi Utomo, salah satu pengunjung yang mengaku mengoleksi 25 lukisan karya CDL.
Budi Utomo mengaku sangat menikmati lukisan CDL. Terkait tema GGUK, kata dia, mengandung pesan bahwa sesorang atau tokoh yang prihatin memikirkan kondisi negara. “Kegelisahan seseorang melihat kehidupan diwarnai dengan kemiskinan dan penindasan, kehidupan politik dipenuhi dengan pejabat yang korupsi dan kehidupan sosial budaya dipenuhi dengan konflik. Semua ini coba dilakonkan oleh CDL melaui tema tema lukisannya,” kata mantan Kapolda Kalimantan Timur ini.
Tidak kurang 50 lukisan ditampilkan oleh priya kelahiran Magelang Jawa Tengah 3 Desember 1967 ini. Lukisan CDL termasuk kategori Kontemporer (tidak teratur) yaitu lukisan yang diekspresikan melalui coretan oleh penciptanya secara bebas. Jenderal berbintang satu ini memulai karir sebagai pelukis di Sanggar Lukis Sungging Purbangkoro Magelang 1981-1984. Pendiri Sanggar Karisma (Kartun Lukis Magelang) ini banyak memperoleh penghargaan. Salah satunya “Chertivicate Of Archievement “dari panitia Lomba Seni Lukis Polri 2012.
Terakhir, di tengah kesibukannya sebagai Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri CDL megikuti pameran “Standing With The Master” di JCC (Januari 2018) dan “Jakarta Jakarta” di Balai Budaya (Februari 2018)