HARIANTERBIT.CO – Hubungan Indonesia dengan Korea Selatan yang telah ditingkatkan menjadi Special Strategic Partnership sejak tahun lalu harus membawa manfaat berimbang buat kedua negara. Kerjasama yang dilakukan harus mampu meningkatkan serta menyeimbangkan neraca perdagangan Indonesia-Korea Selatan.
Itu dikatakan Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo ketika menerima Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang Boem di ruang kerja pimpinan DPR RI Gedung Nusantara III Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (26/6).
Dikatakan laki-laki yang akrab dipanggil Bamsoet ini, potensi perdagangan kedua negara sangat besar. Tahun lalu, nilai perdagangan Indonesia-Korea Selatan tercatat 16,3 miliar dolar AS.
“Melihat tren, saya yakin tahun ini nilainya akan meningkat menjadi 20 miliar dolar AS. Dan, mencapai 30 miliar dolar AS di 2022. Kuncinya, tentu saja kedua negara harus saling terbuka dan membantu berbagai kesulitan yang dihadapi oleh masing-masing negara,” ujar Bamsoet.
Dikatakan politisi senior Partai Golkar ini, pada bidang industri pertahanan, perusahaan Korea Selatan Daewoo Shipbuilding dan Marine Engineering (DSME) telah menjalin kerjasama dengan PT PAL Indonesia dalam pembuatan tiga kapal selam untuk TNI AL.
Soft launching pertama dilakukan 24 Maret dan kedua 24 Oktober 2016. Untuk pembuatan kapal selam ketiga dalam proses dengan target penyelesain tahun depan.
Setelah pembuatan kapal selam untuk Indonesia, Bamsoet berharap rencana pemerintah Korea Selatan untuk membeli pesawat Indonesia CN235, NC212 dan N219 bisa direalisasikan.
Wakil rakyat dari Dapil Jawa Tengah tersebut menyambut baik kesepakatan Indonesia dengan Korea Selatan dalam pembuatan jet tempur KFX/IFX (Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment).
“Mudah-mudahan, setidaknya 2026 pesawat itu sudah memiliki sertifikasi. Ini sebagai pembuktian kepada dunia, bahwa Asia juga digdaya dalam pembuatan alutsista tempur,” tutur Bamsoet.
Secara khusus, Bamsoet meminta pemerintah Korea Selatan memberikan perhatian lebih terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Korea Selatan.
Perlindungan yang selama ini sudah berjalan baik jangan sampai mengendur. Karena sejatinya, Indonesia dengan Korea Selatan tidak pernah mengalami masalah besar dalam hubungan people to people contact.
“Jumlah TKI di Korea Selatan sangat besar. Perlindungan dan keamanan TKI di luar negari menjadi salah satu perhatian utama DPR RI dan pemerintah Indonesia. Saya ucapkan terimakasih atas perlindungan dan perhatian yang selama ini sudah diberikan pemerintah Korea Selatan,” kata Bamsoet.
Selain dalam hubungan bilateral, kerjasama Indonesia – Korea Selatan juga terjalin dalam forum internasional lainnya. Salah satunya, dalam forum MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia) yang mempunyai tujuh area utama kerjasama yaitu melawan terorisme, komersial dan ekonomi, energi, pembangunan berkelanjutan, kesetaraan gender, operasi pemeliharaan perdamaian, tata kelola pemerintahan dan demokrasi yang baik.
Tahun ini Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan MIKTA. Sebelumnya tuan rumah adalah Turki yang fokus kepada isu terorisme serta kerjasama ekonomi.
Pada pertemuan MIKTA nanti bakal dilanjutkan kepada isu perdamaian serta tata kelola pemerintahan dan demokrasi yang baik. “Isu perdamaian sejalan dengan peran Indonesia yang baru terpilih menjadi Anggota TIdak Tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2022. Saya harap Korea Selatan bisa mendukung hal ini,” terang Bamsoet.
Menyambut penjelasan Bamsoet, Kim Chang Beom mengatakan, pemerintah Korea Selatan sejalan dengan Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia. Pada Asian Games 2018 yang bakal diselenggarakan di Indonesia, Korea Selatan akan mengajak Korea Utara dalam parade pembukaan dan penutupan.
Ini sebagai langkah mengirim pesan perdamaian kepada dunia serta menyelesaikan konflik berkepanjangan kedua negara yang juga sudah membuat ketegangan dunia.
Dikatakan Bamsoet, kita tentu senang dengan membaiknya hubungan Korea Selatan dengan Korea Utara. Ini menjadi bukti bahwa tidak ada masalah di dunia yang tidak dapat diselesaikan.
“Dunia akan menjadi lebih damai jika setiap pihak yang bertikai mau membuka dialog dan mencari persamaan diantara perbedaan yang ada. Saya yakin langkah Korea Selatan dan Korea Utara ini akan menjadi contoh baik bagi perdamaian dunia,” demikian Bambang Soesatyo. (art)