HARIANTERBIT.CO – Sekretaris Jenderal Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Ahmad Muzani, dan Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Drajad Wibowo menegaskan, tidak ada istilah umrah politik.
Secara terpisah kedua petinggi partai berbeda tersebut mengingatkan pihak tertentu untuk tidak mencampuradukkan antara ibadah dan politik. “Tidak ada istilah umrah atau ibadah politik. “Umrah itu ibadah. Politik, ya politik. Jadi, jangan dicampuradukan,” kata Muzani.
Hal tersebut dikatakan Sekjen Partai Gerindra ini usai melakukan silaturahmi, sosialisasi empat pilar serta buka puasa bersama dengan Keluarga Besar Betawi (Forkabi) di kediaman Ketua DPD Forkabi Abdul Ghoni di kawasan Cipetem Jakarta Selatan, Sabtu (2/6).
“Sebagai sebuah langkah ibadah dan secara kebetulan. Umroh ya umroh, tidak ada umroh politik. Kalau kemudian umroh itu ditanggapi dengan aneka rasa, aneka ragam itu biasa,” kata Muzani.
Wakil rakyat dari Dapil Provinsi Lampung tersebut kepada awak media menceriterakan, Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto melaksanakan umrah pada bulan suci Ramadan ini. Rencana umroh tersebut dilakukan sepulang dari perjalanan selama beberapa hari di Eropa.
“Sebelum ke Mekkah, beliau melakukan perjalanan ke Eropa. Selesai acara di Eropa dan secara kebetulan bulan suci Ramadhan, beliau melakukan umrah. Dan, umrah itu sudah beberapa kali direncakan tetapi belum terealisasi,” kata Muzani.
Dan, kebetulan juga, lanjut Muzani, Ketua Umum Gerindra ini mendapat kabar bahwa Pak Amien Rais sekitar 1 dan 2 Juni akan melakukan umrah dan akhirnya waktunya dipersamakan,” cerita Muzani.
Pada kesempatan terpisah, Drajad Wibowo menegaskan, keberangkatan Amien Rais untuk umroh bukan karena tendensi politik. Ini lantaran dikabarkan Amien berangkat bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
“Saya tegaskan sekali lagi, mereka yang menyebut umrahnya Pak Amien sebagai umrah politik itu keliru. Pak Amien dan keluarga itu sering berangkat umrah bulan Ramadan. Kadang rombongannya besar, kadang kecil,” ungkap pakar ekonomi tersebut.
Lebih jauh dikatakan, umrah kali ini Amien Rais hanya didampingi putranya Hanafi Rais, suami Tasniem Rais, Edho Rahmadi dan para staff pribadi Amien. Menurut Drajad, pertemuan Amien dan Prabowo hanya kebetulan saja.
“Jadi ini umrah keluarga Amien Rais. Kebetulan Mas Prabowo sedang tugas di luar negeri, dan hendak umrah Ramadan juga. Cuma ada sedikit perbedaan tanggal dengan Pak Amien,” ungkap dia.
Drajad membenarkan memang ada rencana peretemuan Amien Rais dengan Prabowo. Dan, kebetulan selagi sama-sama berada di Makkah, dilakukan pertemuan sekaligus Habieb Rizieq Shihab di Masjidil Haram.
“Jika beliau-beliau itu bertemu, dimungkinkan saja membicarakan politik. Jadi, jika mereka jadi bertemu, selain diskusi tentang umat, tentu tidak terhindarkan akan ada obrolan politik,” ungkap anggpta Komisi XI DPR RI 2004-2008 tersebut.
Sebelumnya, politisi PPP menyebutkan rencana pertemuan antara Prabowo dan Amien Rais di Mekkah sembari umrah, adalah umrah politik. “Niat awalnya umrah tapi kemudian dilanjutkan silaturahmi politik ke tokoh-tokoh. Maka kemudian tidak bisa menyalahkan kalau publik menilainya sebagai umrah politik,” ujar Wasekjen PPP Achmad Baidowi. (art)