HARIANTERBIT.CO – Wajar dan perlu kalau Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan evaluasi terhadap kinerja pembantunya seperti Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Mayjen Pol Budi Gunawan terkait aksi teroris yang terjadi belakangan ini.
Itu dikatakan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid usai pembukaan Serasehan Nasional Kebudayaan yang digelar Lembaga Pengkajian (Lemkaji) MPR RI di Gedung Nusantara IV Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (15/5) siang.
Hidayat Nur Wahid yang juga Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan isu, terorisme sangat mengganggu di tahun politik. “Ya, memang mengganggu, sangat mengganggu,” kata wakil rakyat dari Dapil Jakarta Timur tersebut.
Hidayat Nur Wahid menilai isu terorisme di tahun politik bisa menghadirkan opini-opini yang sesat. Isu tersebut bakal menimbulkan stigma yang tidak benar pada kelompok tertentu. “Menghadirkan labelisasi. Akan menghadirkan salah paham di tingkat publik. Akan menghadirkan opini menyesatkan,” ujar Hidayat.
Menurut Hidayat Nur Wahid, ada kajian yang menyebutkan isu terorisme selalu muncul di tahun politik. Seperti menjelang pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah.
“Dan tahun 2013 lalu malah sudah ada kajian, menjelang tahun politik pilkada, pemilu, terorisme muncul lagi. Itu tahun 2013 loh. Dan sekarang 2018, 2019 ada pemilu. Saya berharap ini bukan pengulangan,” kata Hidayat.
Seperti diberitakan, serangan bom bunuh diri mengguncang Surabaya dan Sidoarjo, Minggu dan Senin lalu. Sebelumnya terjadi keributan antara narapidana teroris dengan pasukan jaga di Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob) Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat yang menewaskan lima polisi serta seorang napi teroris.
Esoknya, pemuda yang berboncengan motor menusuk anggota polisi di depan Mako Brimob. Dan, Minggu bom bunuh diri menerjang tiga gereja berbeda di Surabaya. Malamnya, bom meledak di Rusunawa Wonocolo, Taman Sidoarjo. Senin pagi, giliran Mapolrestabes Surabaya diserang bom bunuh diri. (art)