HARIANTERBIT.CO– Rangkaian kegiatan peringatan hari jadi PDI Perjuangan di Lapangan Tambaksari Surabaya, Jawa Timur, Minggu (8/4) berbuntut protes. Soalnya, acara tersebut disisipi kampanye pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau Gus Ipul-Puti Guntur.
Saifullah Yusuf-Puti Guntur PDIP beserta koalisinya. Dugaan pelanggaran kampanye yang dilakukan PDIP itu diadukan Bagus Balghi dkk ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Timur, Kamis (12/4).
Dia mengaku, mengadukan kasus dugaan kampanye itu mewakili calon pemilih dari generasi millenial. Seperti diketahui, rangkaian HUT PDIP itu menggelar jalan sehat yang dihadiri ribuan kader pimpinan Megawati Sokearnoputri.
Saifullah hadir termasuk pedangdut yang mempopulerkan jingle Gus Ipul-Puti, Via Vallen. Bahkan Via Vallen ikut menghibur. Bagus yang mengaku juga hadir di acara itu mengatakan, dia bersama rekan-rekannya datang untuk melihat Via Vallen.
“Ternyata acara itu disisipi kampanye untuk Gus Ipul-Puti sehingga, kami melihat adanya indikasi pelanggaran dari pasangan ini melakukan pelanggaran,” kata Bagus kepada awak media.
Menurut dia, kegiatan itu bukan murni HUT PDIP. Setidaknya tiga indikator, dinilai dia sebagai pelanggaran kampanye. Pertama, adanya kupon yang diberikan kepada peserta dengan gambar paslon nomor urut dua, Gus Ipul-Puti Guntur. “Jadi, ini bukan pure HUT PDIP, tetapi sudah menjadi ajang kampanye.”
Selain itu, hadiah yang dilombakan melampaui nilai yang ditentukan Peraturan KPU No: 4/2017. Hadiahnya lebih dari Rp 1 juta. “Ada hadiah 10 sepeda motor dan hadiah lainnya yang ditaksir mencapai hampir Rp200 juta. Itu bentuk pelanggaran dan akan memengaruhi masyarakat Jatim dalam memilih,” kata Bagus.
Pelanggaran lainnya adalah banyaknya atribut pasangan yang diusung PDI ini. Bahkan Saifullah Yusuf juga diarak dengan replika banteng dan bergaya dua jari. “Bawaslu harus tegas. Bagi kami, cara-cara kampanye terselubung seperti itu tidak memberikan pendidikan politik yang baik. Ini telah mencederai komitmen para calon,” kata Bagus.
Menanggapi pengaduan tersebut, Ketua Bawaslu Jatim, Mohammad Amin mengatakan, akan mempelajari dulu bukti formil maupun materiil yang diadukan pengadu. Ia mengatakan, akan mendalami bentuk laporan tersebut. “Saya lagi rakor di Malang, jadi belum bisa melihat rinci isi laporannya,” kata dia ketika awak media mengkonfirmasi pengaduan pihak yang mengaku dari kelompok pemilih milenial tersebut. (ART)