MELALUI KEBIJAKAN PEREMPUAN MAMPU TINGKATKAN KONTESTASI POLITIK

Posted on

HARIANTERBIT.CO– Korps HMI Wati (Kohati) cabang Sangatta, Kalimantan Timur (Kaltim) 10-16 April 2018 menggelar Latihan Khusus Kohati (LKK) tingkat nasional dan diikuti 20 anggota Kohati dari beberapa Provinsi di tanah air.

Tampil sebagai pembicara kunci (keynote speaker-red), Sekjen KAHMI, Drs Manimbang Kahariady. Ketua KAHMI Kutai Timur, Ir Ismunandar MT memberikan sambutan sekaligus membuka acara.

LKK Kohati kali ini terasa istimewa karena hadir politisi perempuan Partai Golkar. Dr Ir Hetifah Sjaifudian MPP. Wakil rakyat dari Dapil Provinsi Kalimantan Timur yang juga Wakil Ketua Komisi X DPR RI itu diberi waktu menyampaikan materi dengan judul “Dinamika Anggota Parlemen dalam Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat”.

Usai paparan singkat, Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) tersebut langsung dicecar sejumlah pertanyaan dari peserta yang penasaran dan ingin mendapatkan lebih banyak cerita berdasarkan pengalaman Hetifah menjadi politisi perempuan.

Salah satu pertanyaan adalah apa pentingnya kebijakan quota bagi perempuan di politik?” Hetifah menjelaskan, kebijakan tersebut merupakan afirmasi yang diberikan kepada perempuan agar mereka bisa mengejar ketertinggalannya.

“Melalui kebijakan ini perempuan akan mampu meningkatkan daya untuk berkontestasi dalam politik. Tanpa afirmasi, bakal sangat berat buat kaum perempuan bisa bertahan dan berkembang. Namun, suatu saat jika perempuan sudah mampu bisa jadi quota tidak lagi diperlukan,” kata perempuan berhijab itu memaparkan pengalamannya jadi politisi.

Nurhalisa yang juga peserta malah bertanya, “bagaimana cara kita menghadapi banyaknya permainan politik yang menyebabkan politik menjadi arena yang dianggap kotor, kejam dan jahat?”

Menanggapi pertanyaan itu Hetifah menegaskan, tugas kaum perempuanlah untuk mewarnai politik agar wajah politik kita tak selalu bersifat transaksional. Malah Hetifah balik bertanya, “apa kalian siap?”

Bahkan Hetifah kembali bertanya kepada para peserta, “Apakah mereka suatu waktu siap terjun ke dunia politik, menjadi pemimpin di berbagai bidang?” Sontak peserta mengatakan, ”siap!!”

“Nah, untuk itu kita harus kuatkan diri kita. Mulai dengan menegaskan kembali motivasi dan terus menerus meningkatkan kemampuan diri, termasuk dengan mengikuti kegiatan seperti LKK.”

Masriana dari Sulawesi Selatan menanyakan, “bukankah sebagai perempuan kita harus mengurus keluarga, sebagai isteri dan ibu, apakah tidak bertentangan dengan peran kita di dunia politik?”

Menanggapi pertanyaan tersebut, Hetifah mengatakan, perempuan yang menjadi politisi akan merasa nyaman berkiprah jika ada dukungan dan kerelaan keluarga.

Karena itu, Hetifah meyakinkan, kesediaan anggota keluarga untuk berbagi peran menjalankan tugas-tugas domestik akan sangat berpengaruh pada suksesnya seorang politisi perempuan. “Sebab itu pendidikan politik dan demokrasi harus dimulai dari keluarga.”

Hetifah menjanjikan untuk para peserta pelatihan dengan janji siap menjadi mentor bagi kaum muda yang ingin masuk ke dunia politik.

”Saya bisa dikontak melalui berbagai akun medsos termasuk IG @hetifah. Pertanyaan yang belum tersampaikan atau belum terjawab bisa kita lanjutkan melalui jarak jauh,” tutup Hetifah. (ART)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *