Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani (kanan) dan Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Bambang Soesatyo (kiri) memberi keterangan pers usai melakukan pertemuan dengan KPK, di gedung KPK, Jakarta, Jumat (15/4). KADIN bekerja sama dengan KPK menyusun program upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi di kalangan pengusaha untuk mengantisipasi pengusaha melakukan praktek suap. ‚ÄéANTARA FOTO/Rosa Panggabean/aww/16.

CARI SOLUSI, BAMSOET MINTA PEMERINTAH TIDAK BLOKIR FACEBOOK

Posted on

HARIANTERBIT.CO– Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo menilai rencana pemerintah memblokir situs media sosial Facebook gara-gara kebocoran data pengguna bukanlah tidakan solutif dan malaj bakal menimbulkan masalah baru.

“Blokir tidak bakal menyelesaikan masalah sesungguhnya. Malah dampak yang ditimbulkan justru semakin buruk,” jelas politisi senior Partai Golkar tersebut kepada awak media di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (9/4).

Karena itu, wakil rakyat dari Dapil Provinsi Jawa Tengah tersebut meminta pemerintah untuk tidak asal blokir. Malah dia meminta pemerintah harus fokus mencari win-win solution.

Alasannya, kata lelaki yang akrab dipanggil Bamsoet tersebut, Facebook sudah memberi banyak manfaat untuk masyarakat. Banyak UMKM dan unit usaha kecil lainnya yang bertumpu pada media sosial ciptaan Marck Zuckerberg itu. Masyarakat membuat ‘lapak’ digital untuk melakukan transaksi dari komoditas yang terdekat dengan mereka.

“Di saat negara belum bisa memberikan, Facebook sudah memberikan ‘marketplace’ sederhana untuk rakyat mengembangkan usaha. Mereka tak hanya bertransaksi tapi juga promosi dan membangun reputasi dari sana. Masak semuanya harus gulung tikar karena persoalan kebocoran data,” kata Bamsoet.

Diakui, saat ini sudah banyak pilihan marketplace di Indonesia. Transaksi juga jauh lebih aman daripada Facebook yang cuma sekadar media sosial. “Tapi dengan populasi pengguna Facebook di Indonesia yang begitu besar (sekitar 130 juta akun atau 6 persen dari user global), UMKM tak akan pernah bisa meninggalkan Facebook sepenuhnya karena dia sudah menjadi pusat aktivitas digital masyarakat.”

Dikatakan Bamsoet, persoalan kebocoran data pengguna adalah masalah serius. Dan, Facebook selama ini tak pernah transparan. Baru setelah data pengguna bocor dan dimanfaatkan Cambridge Analytica, praktek tak terpuji Facebook menjadi terbongkar.

“Namun, kita juga harus tetap mendudukan persoalan. Data, seperti apa yang bocor itu? Data pengguna yang bocor bukan NIK, Nomor Kartu Keluarga, foto-foto, atau chat log. Yang bocor adalah data yang memang sudah disetel untuk publik,” kata dia.

Meski begitu, jelas Bamsoet, semua data tersebut tetap private. Dan, Facebook tidak bisa serta merta mengambilnya untuk kepentingan di luar persetujuan pengguna langsung. “Ini yang harus kita permasalahkan dan minta pertanggungjawabannya kepada Facebook,” demikian Bambang Soesatyo. (ART)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *