2.000 DAFTAR TUNGGU UNTUK GERAKAN EKONOMI UMAT

Posted on

HARIAN TERBIT.CO – Secara bertahap tapi pasti, gerakan ekonomi berbasis koperasi beranggotakan para jamaah masjid saat ini terus berkembang. Hingga awal September 2017, paling tidak sudah puluhan gerai ritel Kita Mart diresmikan.

Guru entrepreneur yang juga penulis buku ‘’Membangun Ekonomi Berbasis Masjid’’, Valentino Dinsi, mengungkapkan saat ini ada sekitar 2.000 peminat yang masuk daftar tunggu untuk siap siap mendirikan gerai serupa di seluruh Indonesia. ‘’Kita kan start baru sekitar tiga bulan lalu, tapi perkembangannya sangat menggembirakan,’’ kata Valentino di sela peresmian beroperasinya gerai Kita Mart Bintara di Bintara Bekasi Barat, Sabtu (9/9) siang.

Gerai Kita Mart Bintara mulai digagas dari masjid Subulussalam sekitar empat bulan lalu. Saat diresmikan, menurut Ketua DKM Subulussalam, Saiful Fihri, dimiliki 250 anggota. Selain membuka gerai sembako dan berbagai kebutuhan rumah tangga lainnya, Kita Mart Bintara juga melakukan kreasi sendiri dengan menambahkan sejenis gerai khusus yang menjual makanan makanan/ikan segar (fresh mart).

Kita Mart sendiri, sebagaimana diungkapkan Valentino Dinsi, menjadikan spirit Aksi Super Damai 212 Desember 2016 (Aksi 212) sebagai momentum untuk membangun gerakan ekonomi umat berbasis masjid. Yaitu model economic sharing atau bisnis berjaringan, dari masyarakat, oleh dan untuk masyarakat. Model ini berbasis teknologi yang membuat segalanya bisa menjadi lebih efisien, lebih murah sebagaimana model angkutan online yang marak dewasa ini.

‘’Alhamdulillah….umat bisa bersatu membangun ekonominya,’’ kata Dinsi yang mengaku sedang menyiapkan alat atau teknologi yang membuat pengelolaan Kita Mart menjadi lebih efisien dan memungkinkan setiap pemilik bisa mengontrol.

Menjawab pertanyaan, pendiri Majelis Taklim Wirausaha ini mengaku harus turun langsung ikut menangani proses pembentukan dan lahirnya gerai Kita Mart di berbagai tempat. Dalam kesempatan ini ia mengingatkan, tentunya kehadiran Kita Mart di berbagai tempat tak sekonyong konyong bisa disamakan dengan gerai serupa yang sudah ada 20 tahun lebih dulu ada. ‘’Pokoknya masyarakat harus optimis,’’ katanya. (lya)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *