ilustrasi

JANGAN HANYA PANDAI MENGALI, TAPI TAK DAPAT MEMBAGI

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Keindahan itu hanyalah sementara. Kesenangan itu bukanlah sesuatu yang kekal. Keikhlasan hanyalah dari hati. Ketulusan bersumber dari kemuliaan batin.

Tidak mudah mencari yang hilang. Tidak mudah mengejar impian. Namun, yang jauh lebih susah adalah mempertahankan yang sudah ada sebab walaupun sudah tergenggam kadang dapat juga terlepas.

Rumah besar dan mewah bagai istana, harta kekayaan yang melimpah ruah, kedudukan dan jabatan yang luar biasa mentereng, akan menjadi kebanggaan dan kehormatan saat hidup. Namun ketika kontrak hidup di dunia sudah mendekati kadaluarsa dan nafas terakhir sudah menjelang, maka semua yang kita miliki, yang menjadi kebanggaan dan kenikmatan hidup, akan terlepas dari genggaman.

Jangankan sepotong baju, bahkan sebuah kancing bajupun tidak dapat dibawa pergi. Lantas, apalagi yang mau diperebutkan? Apalagi yang mau dipertengkarkan? Apalagi yang mau disombongkan?

Buat apa kaya tapi hanya dinikmati sendiri? Buat apa pintar tapi selalu membodoh-bodohi orang lain? Buat apa mendapat gelar terhormat dalam keagamaan tapi berperilaku lebih kejam dari seekor binatang? Buat apa menjadi pemimpin namun yang dipimpin tidak merasa memiliki pimpinan?

Menahan sabar bukan berarti tidak pernah marah. Berlaku bijak bukan berarti tidak pernah berbuat khilaf. Menjadi kaya bukan berarti tidak pernah susah atau miskin. Dan saat kesuksesan berhasil diraih bukan berarti semuanya berjalan mulus dan tidak pernah mengalami kegagalan.

Sahabatku yang baik & budiman…

Hiduplah dalam kewajaran dan selalu berpegang teguh kepada nilai-nilai kemanusiaan yang hakiki. Kita hidup bersama orang lain yang jelas berbeda dalam banyak hal dengan kita, namun kita harus menghindari menonjolkan perbedaan yang ada. Bertoleransilah…

Jangan terlalu perhitungan. Jangan hanya pintar mengali tapi tidak bisa membagi. Jangan hanya mau menang sεndiri. Jangan menyepelekan, menghina dan menganggap rendah orang lain. Jangan suka menyakiti perasaan sesama umat manusia.

Teruslah belajar Dhamma untuk bertoleransi dan bertenggang rasa atas perbedaan yang ada.
Teruslah belajar Dhamma untuk menebar cinta kasih kepada sesama.
Teruslah belajar Dhamma untuk berlapang dada dan mengalah.
Teruslah belajar Dhamma untuk melepaskan beban hidup dan selalu ceria.

Semua kehilangan harus dapat diikhlaskan…
Semua kesalahan harus dapat diperbaiki…
Semua sakit hati harus dapat dimaafkan…
Semua dendam harus dapat dihapuskan…

Semoga kita semua hidup dalam kenyamanan dan ketentraman dalam balutan cinta kasih dan kebahagiaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *