HARIANTERBIT.CO – Wacana pemindahan ibu kota negara ke Palangkaraya, Kalimantan Timur, masih menjadi pro dan kontra di berbagai kalangan. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskndar menilai, adanya dukungan dari semua elemen masyarakat di Tanah Air, dapat menyukseskan pemindahan ibu kota tersebut. Apalagi, wacana pemindahan ibu kota ini sudah terjadi sejak lama, dan telah menjadi perjuangan nasional sejak era Presiden Sukarno.
Setelah era Presiden Sukarno, wacana pemindahan ibu kota ini juga sempat mencuat saat kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun hingga kini wacana tersebut belum terealisasi, dan kini wacana itu kembali mencuat di era kpemimpinan Joko Widodo. “Pemindahan ibu kota sudah dimulai sejak Bung Karno dulu dengan harapan Palangkaraya sebagai tengahnya Indonesia. Saya rasa ini perjuangan nasional, perjuangan semua. Tinggal kapan bisa dimulai,” ujar Cak Imin saat halal bihalal di rumahnya di Ciganjur, Sabtu (8/7).
Cak Imin berpendapat, wacana pemindahan ini sebagai upaya pemerataan penduduk, mengingat Jakarta sudah terlalu padat, dan roda perekonomian pun lebih banyak terjadi di dalamnya.
Lebih lanjut Cak Imin mengatakan, hampir 90 persen uang daerah ada di Jakarta, sehingga sangat diperlukan pemerataan ke wilayah lain. Namun Cak Imin mengingatkan, untuk merealisasi wacana itu harus realistis. “Apakah APBN cukup? Harus realistis tahapannya, sehingga tidak mengganggu prioritas pembangunan nasional,” tukasnya.
Ia menuturkan, untuk pemindahan ibu kota diperlukan biaya yang sangat besar, sehingga harus disesuaikan dengan kemampuan. Namun dia menyarankan, bisa dilakukan kerja sama dengan swasta, di samping dana APBN. “Ini perjuangan lama. Zaman Pak SBY juga ingin memindah tapi belum berhasil. Semoga zaman Pak Jokowi berhasil,” ujarnya. (arya)