HARIANTERBIT.CO – Bakal calon walikota Palembang yang juga pengusaha ternama, Mularis Djahri menyatakan pentingnya menjadikan Palembang sebagai kota internasional yang sesungguhnya. Hal itu ia maksudkan agar penggunaan kata internasional tidak sekadar slogan berbau pencitraan tapi miskin kenyataan. “Kata internasional itu bukan sekadar keren-kerenan, biar dibilang bagus, dikatakan hebat, jangan begitu. Malu kita, jika kata internasional dipakai setelah nama kota Palembang tetapi kenyataannya jauh panggang dari api. Artinya harus direalisasikan makna kata internasional itu,” demikian ujar ketua DPD Hanura Sumsel itu kepada media saat temu ramah pasca lebaran di kediamannya, Sabtu (1/7) kemarin.
Mularis menambahkan syarat untuk menjadi kota internasional sebenarnya sederhana saja yakni fasilitas dan pelayanan kota yang smart dan modern. Jika dirinci menurutnya tentu saja termasuk tata kota yang mengintegrasikan berbagai aspek lain secara komprehensif seperti sistim transportasi, komunikasi dan informasi, penggunaan bahasa internasional dalam berbagai petunjuk, sarana tempat tinggal yang modern, taman kota, sarana olahraga dan hiburan serta keamanan.
Palembang ujar Mularis, cukup punya modal untuk menjadi kota internasional. Akan tetapi modal itu bisa tak berarti apa-apa, jika pemerintah kota tak mampu berinovasi dan melalukan akselerasi untuk membangun infrastruktur dan suprastruktur, dalam hal ini perangkat aturan dan budaya kota berperadaban maju. “Kita berpengalaman menjadi event organizer kegiatan olahraga bertaraf nasional, regional dan sebentar lagi hampir bertaraf internasional. Tahun 2011, Palembang menjadi tuan rumah sea games yang ke-26. Kita juga punya sport center berskala internasional. Ini memang milik provinsi tapi adanya di Palembang. Kita juga sekarang sedang membangun LRT, ini lagi-lagi atas inisiasi pemerintah provinsi dan jangan lupa kita akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018, itu semua modal yang luar biasa untuk menjadikan kota ini menjadi kota internasional,” tegasnya.
Mularis menutup pembicaraannya dengan memgungkapkan tekadnya untuk menata kota Palembang secara serius. “Kita bangun kota ini menjadi kota maju. Karenanya harus dimulai dengan komitmen menggeser paradigma pembangunan dari sekadar penyerapan anggaran ke arah membangun pelayanan yang smart, efisien dan nyaman. Jika belum bisa jadi seperti kota Singapura, paling tidak bisa mendekati kota cerdas lain di Indonesia,” pungkasnya.
Sementara itu praktisi city branding, Rachmat Ananda mengatakan brand kota internasional merupakan hal mewah yang tak mudah didapat dengan membuat logo, tagline atau slogan. Istilah itu biasanya didapat karena terpenuhinya unsur internasional dalam kehidupan kota. “Sederhananya ada banyak penduduk atau pelancong dari berbagai negara, multibangsa, multibahasa, multibudaya. Fasilitas dan pelayanan standar internasional seperti kota-kota global pada umumnya,” ujarnya.
Rachmat mengatakan istilah yang umum sebenarnya adalah kota global atau kota dunia. Itu merupakan sebuah kota yang dianggap menjadi titik penting dalam sistem ekonomi global. Sebutan “kota global” sering ditujukan pada kota seperti London, New York, Paris? Tokyo, juga menyusul kota seperti Toronto, Moscow dan lainnya.
Rachmat menyambut baik gagasan Mularis dan menyarankan agar memerhatikan penataan sembilan sektor berbeda. Kesembilan sektor itu adalah manufaktur, logistik, pariwisata, kesehatan, pendidikan, keuangan, ekonomi kreatif, pengembangan teknologi, pembangunan terpadu, properti residensial, properti industri, utilitas, dan pemerintahan.