Kepala BPPT Dr Ir Unggul Priyanto MSc dengan Rektor ITB Prof Dr Kadarsah Suryadi DEA saling tukar naskah nota kesepahaman usai penandatanganan kerja sama pra studi kelayakan proyek kereta api semi cepat Jakarta-Surabaya, di Gedung Rektorat ITB, Jl Taman Sari No 64 Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/6).

BPPT GANDENG ITB LAKUKAN PRA STUDI KELAYAKAN PROYEK KA SEMI CEPAT JAKARTA-SURABAYA

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk melakukan kerja sama dengan menandatangani nota kesepahaman pra studi kelayakan proyek kereta api semi cepat Jakarta-Surabaya.

Penandatanganan kerja sama tersebut dalam Memoradum of Understanding (MoU) antara Kepala BPPT Dr Ir Unggul Priyanto MSc dengan Rektor ITB Prof Dr Kadarsah Suryadi DEA di Gedung Rektorat ITB, Jl Taman Sari No 64 Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/6).

“Kerja sama ini dilakukan untuk memperoleh gambaran objektif dalam rangka pengambilan keputusan mengenai pemilihan teknologi, perancangan dasar pada koridor jalur kereta api terpilih, skema pembiayaan serta rencana implementasi proyek,” ujar Kepala BPPT Unggul Priyanto.

Unggul mengutarakan, kerja sama ini dilakukan berdasarkan perintah dari Kementerian Perhubungan untuk melakukan kajian awal atau pre-feasibility studies (pra-FS) dengan menggandeng tiga perguruan tinggi negeri, yakni ITB, Universitas Diponegoro, dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.

“Dari hasil pra-FS ini, barulah nanti diputuskan akan mengambil keputusan kecepatan berapa. Nanti akan ada kajian per wilayah. Jakarta-Cirebon oleh ITB, Cirebon-Semarang oleh Undip, dan Semarang-Surabaya oleh ITS,” terangnya.

Unggul mengungkapkan, kerja sama antara ketiga perguruan tinggi ini akan membantu tim perekayasa BPPT dalam menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang singkat. Selain itu, juga diharapkan dalam memanfaatkan laboratorium mekanika tanah untuk melakukan survei geoteknik.

Sebelumnya, pembangunan kereta api semi cepat ini diharapkan dapat mendekati kecepatan KA Cepat Jakarta-Bandung yang bisa mencapai 300 km per jam. Namun, dari rencana pra-FS, BPPT menyimpulkan maksimal kecepatan maksimal hanya 160 km per jam.

“Nah, karena itu. PT KAI pengennya 6-7 jam. Ada juga semula, Kemenhub ingin lebih tinggi lagi kecepatannya, Nanti dilihat kecepatan segitu apakah bisa dicapai dalam 4-5 jam. Maunya sama seperti Jakarta-Bandung, tapi kalau itu biayanya terlalu mahal,” jelas Unggul.

Kepala BPPT Dr Ir Unggul Priyanto MSc dengan Rektor ITB Prof Dr Kadarsah Suryadi DEA saling tukar naskah nota kesepahaman usai penandatanganan kerja sama pra studi kelayakan proyek kereta api semi cepat Jakarta-Surabaya, di Gedung Rektorat ITB, Jl Taman Sari No 64 Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/6).

Dengan adanya kereta api Jakarta-Surabaya, ujar Unggul, dapat menjadi jawaban atas padatnya arus lalu lintas udara Jakarta-Surabaya yang mencapai 10 juta penumpang per tahun, sementara untuk kereta api hanya berkisar 600 ribu per tahun. Jika dikalkulasikan, kecepatan kereta yang mencapai 160 km/jam bisa mendekati layanan penerbangan antar kedua kota.

“Intinya, dapat mengalihkan (penumpang) dari udara ke kereta api, Harganya pun nanti tidak akan melebihi tiket pesawat,” ungkapnya.

Pra studi kelayakan ini dijadwalkan rampung pada Desember 2017, dan BPPT akan menyerahkan laporan studi Kementerian Perhubungan, dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian. “Setelah studi selesai, pemerintah akan memutuskan kapannya. Kalau sudah disetujui, bisa diketahui, kapannya (pembangunan) tergantung kondisi keuangan,” pungkas Unggul.

Sementara itu, Rektor ITB Kadarsah Suryadi menyambut baik kerja sama tersebut. Pihaknya akan membantu dengan menerjunkan tim dari ITB untuk melakukan studi baik dari sisi geohidrologi, geofisika, analisis data, perancangan, analisis teknik, termasuk kontur kebumian.

“Dengan senang hati kami siap membantu kelancaran apa yang dikerjakan di BPPT. Salah satu cara berkolaborasi membantu apa yang ada di BPPT. Dengan kerja sama ini, apalagi dibantu dua perguruan tinggi lainnya (ITS dan Undip-red), maka beban akan semakin ringan,” ucap Kadarsah.

Kadarsah mengatakan, pihaknya siap membantu pemerintah dalam menyiapkan sumber daya manusia saat kereta mulai beroperasional. “Kami siap bergabung menyiapkan SDM, maupun mendukung penyediaan suku cadang. Memproduksi pasti industri, tapi desain suku cadang kami bisa berkontribusi,” tandasnya. (*/dade/rel)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *