HARIANTERBIT.CO – Kepala Rumah Tahanan Cilodong Depok Sohibur Rahman menyebutkan, puasa adalah waktu rentan narapidana melarikan diri. Pasalnya, para narapidana ingin merayakan hari raya lebaran bersama keluarganya.
“Secara emosi lebih tinggi hasrat untuk bertemu keluarga. Yang tidak di tahanan saja hasratnya besar untuk bertemu keluarga saat lebaran, apalagi narapidana itu,” kata Sohibur di Rutan Cilodong, Jumat (26/5).

Berdasarkan pengalaman itu, pihaknya mengedepankan sisi kemanusiaan pada narapidana, sehingga mereka bisa merasakan suasana kekeluargaan dalam rutan dan hasrat untuk melarikan diri pun bisa diredam. “Dengan mengedepankan kekeluargaan di sini maka mereka pun merasa nyaman dan emosi bisa diredam. Sehingga mereka tidak ada niatan berbuat aneh,” ujarnya.
Soal pengamanan, Sohibur mengatakan, pihaknya sudah melakukannya secara berlapis, mulai dari pintu masuk hingga dalam rutan. Bahkan pihaknya sengaja mempertemukan narapidana dengan keluarga untuk makan bersama. “Momennya kita buat acara buka puasa bersama. Jadi mereka merasakan bertemu keluarga dan makan bersama. Jam berkunjung kita geser dari siang ke sore hari,” paparnya.
Rutan Kelas IIB Cilodong saat ini dihuni 1.038 narapidana dengan jumlah petugas kurang dari 50 orang. Setiap harinya, dalam setiap shift, rutan dijaga sekitar empat orang yang dibagi dalam beberapa zona. Namun walaupun dalam keterbatasan personel, kata Sohibur, penjagaan tetap dilakukan.
”Kalau dari SDM kurang maka kita lakukan cara persuasif, ajak ngobrol saja mereka sudah senang. Ada cara-cara humanis yang bisa dilakukan untuk pengamanan, dan itu yang saya lakukan selama ini,” pungkasnya. (arya)