HARIANTERBIT.CO – Mengapa seni menjadi penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan? Apakah seni akan membuat hidup menjadi indah? Bisa saja demikian tatkala pikiran-pikiran yang menguasai hidup kita mampu membuat keseimbangan untuk menikmati dan mengapresiasi.
Menyadarkan akan seni bisa saja dari luar komunitas atau dari kaum yang berada di luar. Orang-orang internal atau kelompok dalam komunitas itu biasanya kurang peka, menjadi tidak peduli dan menganggap hal biasa. Dari lahir sampai mati mungkin itu-itu saja yang dilihatnya atau yang dirasakannya.
Memandang keluar untuk menghirup angin segar sebagai bentuk out of the box dan mampu berpikir di luar mind stream, membuka jendela mata hati pengetahuan untuk bisa merasakan dan mengapreaiasi. Sebagai contoh keindahan alam dari lembah gunung sungai hingga lautan tatkala tidak mampu merasakan sesuatu yang luar biasa maka akan dirasakan biasa-biasa saja.
Tatkala biasa-biasa saja maka memperlakukanyapun tidak ada apresiasi bahkan bisa saja malah menghancurkanya. Disinilah pentingnya pendidikan seni yang membumi, seni untk mampu merasakan atau menikmati dan mengapresiasi keunikanya, keindahannya, seninya, dan sebagainya.
Mentransformasi seni bukanlah memberi contoh, tidak juga dengan hafalan-hafalan maupun paksaan dalam doktrin yg membuat orang sebatas membebek. Melainkan dipraktekkan dan bisa menemukan apa yang menjadi bagian dari alam, benda, kegiatan-kegiatan, pikiran, perkataan, tulisan hingga perilaku yang dapat dikategorikan sebagai seni.
Seni keluar tatkala ada tali jiwa yang meresonansi pada frekuensi yang sama. Kalaupun tidak sama persis namun setidaknya ada singgungan-singgungan yang menjadi getar jiwa yang menghubung-hubungkannya.
Seni merupakan jembatan kebinekaan yang dapat merajut kembali tatkala ada kerusakan atao sobek karena konflik. Seni akan dapat menjadi jembatan hati yang menghiasi taman-taman norma yang ditaati. Seni bukan keterpaksaan, bukan pula karena ketakutan sehingga tiàda kejujuran maupun ketulusan. Seni adalah kesadaran, tanggung jawab dan buahnya adalah disiplin. (*)