HARIANTERBIT.CO – Pertambahan populasi penduduk dan peningkatan perekonomian serta kesejahteraan menyebabkan peningkatan jumlah konsumsi daging di Indonesia. Guna memenuhi kebutuhan daging nasional, pemerintah menargetkan penambahan populasi sapi sebesar 3,2 juta ekor pada 2017.
“Salah satu solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan daging nasional yang sangat memungkinkan adalah pemanfaatan potensi perkebunan kelapa sawit sebagai bahan pakan untuk ternak sapi. Potensi kebun kelapa sawit di Indonesia sekitar 11,3 juta hektar lebih sangat potensial untuk mendukung perkembangan populasi sapi nasional melalui program integrasi sawit sapi,” kata Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT Prof Dr Eng Eniya Listiani Dewi BEng, MEng, saat jadi pembicara pada acara Dialog Perspektif ‘Integrasi Sapi Sawit dalam Mendukung Peningkatan Populasi Sapi di Indonesia’, di Gedung II BPPT Jl MH Thamrin Jakarta, Kamis (27/4).
Lebih lanjut dituturkan Eniya, konsekuensi target tersebut perlu didukung oleh pengadaan pakan dan lahan yang tidak terlalu gampang serta aplikasi teknologi yang tepat guna sehingga target tersebut dapat tercapai dengan baik. Program integrasi sapi dengan sawit atau sapi-sawit sebenarnya sudah lama dicanangkan, namun hanya saja ada kekhawatiran integrasi ini ada merusak sawit.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) membuat inovasi teknologi formula pakan berbasis limbah sawit dan teknologi pengembalaan sapi terkontrol berbasis android. Namun, teknologi si pintar untuk formula pakan dan si pandai untuk penggembalaan terkontrol dikembangkan oleh BPPT untuk menjawab berbagai kekhawatiran integrasi sapi sawit.
Ada kekhawatiran jika sapi dilepas di lahan sawit, maka akan membuat pemadatan tanah dan timbul jamur ganoderma. Teknologi ini menjawab kekhawatiran itu, bahkan sebagai uji coba BPPT sudah melakukan di Kabupaten Palalawan yang target tersebut perlu didukung pengadaan pakan dan lahan serta aplikasi teknologi yang tepat guna.
Sementara itu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Mulyadin Malik mengungkapkan, pemerintah daerah kabupaten yang telah melaksanakan kegiatan integrasi sawit sapi, masyarakat per kepala sawitan, pemerintah daerah yang punya wilayah dan kebijakan serta Kemendes PDTT yang punya program pemberdayaan pedesaan dengan dana pedesaan yang cukup besar.
“Dalam dialog interaktif ini diharapkan hilir seperti pendanaan perbankan dan kebijakan dapat diatasi, karena kita juga mengundang dari pihak Menko Perekonomian dan perbankan. Dari segi teknologi, semoga semua pihak pengembang teknologi dapat bersinergi dan berkoordinasi, sehingga teknologi yang diaplikasikan akan tepat sasaran,” kata Mendes PDTT.
Muyadi Malik menambahkan, guna mengawal dan mewadahi informasi serta memperlancar komunikasi pelaku kegiatan program integrasi sawit sapi akan dikukuhkan Forum Pelaku Integrasi Sawit Sapi. Diharapkan forum ini, menjadi wadah komunikasi integrasi sawit-sapi yang profesional, mandiri dan progresif yang mampu berperan dalam pembangunan industri peternakan di Indonesia. (*/dade/rel)