WARGA BOBOS KECEWA, EMBUNG BARU DIBANGUN JEBOL

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Waduk kecil penampung air hujan (embung) yang baru selesai dibangun dan belum difungsikan bahkan diserahterimakan, di Desa Bobos, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, jebol saat hujan lebat turun di daerah ini.

Jebolnya embung yang menghabiskan anggaran Rp400,7 juta disesalkan masyarakat. Pasalnya mereka sangat menantikan air bersih untuk keperluan 40 hektare lahan pertanian di kawasan itu. Sebab selama ini hasil panen kurang maksimal, karena air yang ada sudah tercemar limbah batu alam.

Ironisnya embung yang jebol ini belum diserahterimakan hasil pekerjaannya kepada pihak Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon. Diduga pembangunan embung yang asal jadi dan tidak sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB), membuat dinding embung tidak kuat menahan derasnya air.

Kuwu Desa Bobos Hj Tini Rustini kepada sejumlah wartawan mengaku kecewa dengan jebolnya bangunan embung yang diusulkan pihaknya itu. “Jujur saja kalau dibilang kecewa ya pasti kecewa, karena bagaimanapun juga embung itu sangat dibutuhkan oleh warga kami,” kata Hj Tini.

Waduk kecil penampung air hujan (embung) yang baru selesai dibangun dengan dana Rp400,7 juta dan belum difungsikan bahkan diserahterimakan, di Desa Bobos, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, jebol saat hujan lebat turun di daerah tersebut. Diduga pembangunan embung tersebut asal jadi dan tidak sesuai rencana anggaran biaya (RAB).
Waduk kecil penampung air hujan (embung) yang baru selesai dibangun dengan dana Rp400,7 juta dan belum difungsikan bahkan diserahterimakan, di Desa Bobos, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, jebol saat hujan lebat turun di daerah tersebut. Diduga pembangunan embung tersebut asal jadi dan tidak sesuai rencana anggaran biaya (RAB).

Dikatakannya, embung tersebut merupakan salah satu alternatif untuk dapat memaksimalkan para petani yang lahan pertaniannya sudah tercemar limbah pabrik batu alam. “Embung itu nantinya sebagai pengganti untuk mengairi lahan pertanian yang luasnya lebih dari 40 hektare, karena irigasi yang selama ini digunakan petani sudah tercampur limbah batu. Makanya kami (desa) mengusulkan pembangunan embung itu ke dinas,” jelas Hj Tini.

Sementara itu, pihak perwakilan konsultan pembangunan embung Desa Bobos, Bagja mengatakan, luas embung 22×28 meter dengan anggaran Rp400,7 juta, yang dibiayai dari APBD Kabupaten Cirebon tahun anggaran 2016. “Embung ini sebenarnya kelar dibangun 25 Desember 2016 lalu, dan masih dalam masa perawatan,” ujar Bagja, saat ditemui di lokasi.

Dikatakan Bagja, embung ini sebenarnya sudah beberapa kali diuji coba dengan dipenuhi air. Dan selama uji coba tidak ada masalah, hanya saja saat hujan besar yang terjadi pada Minggu malam lalu, embung jebol dan sebagian tembok yang ada di sisi timur dan utara ambruk. “Kontraktor siap membangun kembali. Dengan kondisi ini kontrator rugi sekitar Rp50 juta,” ujarnya.

Bagja menambahkan, pengerjaan tembok yang jebol memakan waktu sekitar tiga mingguan. “Harusnya minggu ini serah terima. Sementara untuk pengerjaan ulang tembok yang jebol memakan waktu tiga mingguan dan kontraktornya siap bertanggung jawab,” tegasnya.

Musibah
Di tempat yang sama, Sekdis Pertanian Kabupaten Cirebon H Ahmad  Sobana mengatakan, jebolnya tembok embung di Desa Bobos lebih karena musibah. Menurutnya, dengan jebolnya tembok embung tersebut, pihaknya langsung meninjau bersama Komisi II dan III DPRD Kabupaten Cirebon. “Ini musibah dan kontraktor siap untuk membangun kembali karena memang masih dalam masa perawatan,” jelas Ahmad.

Saat disinggung apakah pengerjaannya terkesan asal jadi sehingga jebol, Ahmad mengaku tidak mengetahuinya karena sudah ada konsultan pendamping yang mengawasi di lapangan. “Untuk soal itu saya kurang paham, karena untuk hal teknisnya ada konsultan pendamping, dan ini akan segera dibangun kembali oleh kontraktor,” ucapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon H Yoyo Siswoyo mengaku kecewa dengan konstruksi embung jebol yang ada di desanya. Menurutnya, dengan kondisi embung yang baru dibangun dan belum serah terima kemudian jebol, menandakan ada pengerjaan yang salah.
“Kemungkinan ada pengerjaan yang tidak sesuai kontruksi sehingga bisa jebol. Padahal anggarannya lumayan besar yakni Rp400,7 juta,” kata Yoyo.

Mengenai hal itu, pihaknya akan memanggil dinas terkait untuk dapat menjelaskan jebolnya embung tersebut. Ia menegaskan, jebolnya embung yang baru dibangun dan belum dipergunakan itu, menjadi perhatian serius anggota dewan. Ia meminta agar dinas terkait  melakukan evaluasi agar hal yang sama tidak terjadi kembali.

“Saya kecewa, apalagi pembangunan embung itu ada di dapil saya, ditambah ada di desa saya. Ini harus dibenahi,” tegas Yoyo. (nurudin)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *