HARIANTERBIT.CO – Meski jajaran Densus 88 berhasil mengungkap rencana pemboman Istana Negara, namun warga dan aparat keamanan tetap harus meningkatkan kewaspadaan. Apalagi ini menjelang Natal dan Tahun Baru.
“Mari kita ber sama-2 seluruh elemen masyarakat bersatu padu, peka terhadap lingkungan disekitar kita, baik di tingkat RT, RW dan Desa.” Ajakan peningkatan kewaspadaan ini disampaikan Ketua Rumah Kamnas Maksum Zubair, Senin(12/12).
Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap tiga terduga teroris di kawasan Bintara, Bekasi, Jawa Barat. Selain menangkap tiga terduga teroris, Densus 88 juga menemukan bom di sebuah rumah kontrakan yang terletak di Jalan Bintara Jaya VIII Nomor 16 RT 13/RW 09, Bekasi Barat.
Menurut informasi, bom tersebut akan diledakkan di Istana Negara pada saat serah terima jaga Paspampres, Minggu (11/12). Sampai kini, Polri masih mendalami rencana tiga terduga teroris itu dan jaringan mereka. Kita bayangkan andaikan kelompok ini tak terendus oleh jajaran Densus. Betapa runyamnya Jakarta, menambah panasnya suasana Pilkada.
MENGENANG DENSUS 88
Terhormatlah dia, atas tugas yg diembannya, begitu berat beban di pundaknya, bukan hanya tenaga dan pikiran yg dikorbankan tapi nyawapun setiap detik jadi taruhannya,
Terancam dia, karena jadi mangsa teroris yakni musuh masyarakat, bangsa dan negara, jadi musuh orang2 yg tidak punya prikemanusiaan, baginya tidak ada waktu dan tempat yg menyenangkan, menghadapi mangsa yg brutal dan sadis, menyerang setiap saat.
Sedih juga dia, karena tugas beratnya tidak sedikit yang mempersalahkannya. Tapi dia, tidak peduli, tidak hiraukan itu semua karena tugasnya tidak untuk mendapat puji an dan sanjungan
Baginya telah melekat insan Tribrata hanya mengabdi untuk masyarakat, bangsa dan negara. Di dadanya tertanam falsafah Pancasila, yang tergambar hanyalah kemulyaan, integritas dan jiwa patriotik.
Siang malam tidak kenal kata menyerah, terus memburu mangsa yg fokus pada pandangan yg jadi target yakni musuh rakyat (teroris). Itulah Densus 88, berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep/756/X/2005, Logonya seperti burung hantu.
Burung hantu merujuk pada spesies burung “nocturnal” (aktif waktu malam) dan mempunyai bentuk muka yang berbeda dengan burung biasa. Muka burung hantu berbentuk rata seperti muka manusia dengan kedua belah matanya menghadap ke depan. Burung hantu juga mempunyai paruh bengkok kebawah yang tajam, dan mempunyai bulu jambul yang lembut.
Burung hantu adalah binatang pemburu yang efisien karena dilengkapii perlengkapan yang memadai, Matanya terletak dibagian depan memberi kesan burung ini pandangan “menyatu” yang hebat.
seekor burung hantu mempunyai kemampuan penglihatan secara binokuler (melihat sebuah obyek dengan kedua mata secara bersamaan), burung hantu dapat melihat obyek secara tiga dimensi.
kepala burung hantu bisa memutar 270 derajat sehingga bisa melihat ke belakang dengan mudah.
Burung hantu dilengkapi dengan sistem pendengaran yang sagat baik. Telinga terletak di dekat mata dan dilingkupi oleh wajah yang lebar. Wajah yang lebar ini berfungsi seperti radar menangkap suara yang menyalurkan gelombang suara melaui otot-otot wajah ke telinga. Daya penglihatannya dan pendengarannya pada malam hari sangat tajam, mampu mendengar cicitan tikus pada jarak 500 m. Cakarnya yang tajam akan keluar memanjang saat menyerang sehingga meningkatkan keberhasilan serangan.
Burung hantu juga dilengkapi sepasang sayap yang cukup spesial karena mampu meredam gerakan udara yang membuatnya tidak bersuara saat terbang dan menangkap mangsanya dengan kejutan. Itu juga membuatnya mampu mendengar pergerakan buruannya dengan jelas sambil terbang.
Semuanya itu membuat Burung Hantu memiliki kemampuan berburu yang sangat tinggi, tangkas, cekatan dan disamping menyambar juga mengejar mangsanya di atas tanah.
