MANUSIA TAK ADIL, BELUM BISA DISEBUT BERPERIKEMANUSIAAN

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Manusia tidak mampu adil dan beradab jika belum disebut manusia yang berperikemanusiaan. Kemanusiaan itu tumbuh dan berkembang perasaan kemanusiaannya apabila manusia tersebut sudah mampu mengenal dirinya, lalu mengenal Tuhan nya.

Dalam Pancasila sudah mencapai hakikat bintang yaitu memiliki keadilan adab-adab. Adab meliputi tiga hal yaitu kepada Tuhan kepada alam semesta dan seisinya serta kepada sesama manusia. “Seminar yang dihadiri oleh pelajar, mahasiswa, organisasi kepemudaan, guru-guru dan peserta lintas lembaga, lintas agama dan lintas profesi ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi dan Hak Asasi ManusiaIr,” kata Ketua Yayasan Riyadhatul Ihsan, Hj. Sandra Sahelangi MBA, Sabtu (10/12).

Saat Seminar Nasional yang ke 5 dengan tema: “Tanamkan Rasa Kemanusiaan Untuk Menumbuhkan Keadilan & Adab Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Alam Semesta dan Seisinya Serta Sesama Manusia”, di Gedung Joang 45, ll. Menteng Raya No. 31, Jakarta Pusat.

Maka kemanusiaan yang beradab satu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisahkan di dalam Pancasila. Dan menghadirkan beberapa narasumber yaitu Bpk. Erry Riyana Hardjapamekas SE (Mantan Wakil Ketua KPK); Bpk. DR. H. Abdul Chair Ramadhan, SH, MH. (Ahli Pidana Kasus Penodaan Agama, Perwakilan MUI), lbu Hj. Yuni Budiastuti, SE, MBA (Pemimpin Redaksi Buletin Holistik Kehidupan), DR. Elisa Anggraeni, STP, MSc. (Buletin Holistik Kehidupan) dan Bpk. Bima Himawan Ramantika ST, MM (Direktur ISAQ Education Center).

Seminar Nasional ini adalah bahwa korupsi bukan hanya diatasi dengan cara kuratif (penindakan), tetapi juga preventif (pencegahan). Ibarat virus yang selalu ada, kita hendaknya langan lupa membangun sistem kekebalan tubuh anti korupsi dalam diri kita dan anak-anak bangsa, agar kita menang melawan ego kita. (dade)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *