Dari kiri ke kanan: Sekjen DEMA Ahmad Bun, Pimpinan SEMA Abdullah Wahid, Presma DEMA A Al Darda, Wapresma Dema E Ova dan Sekjen SEMA Syukron, usai konferensi pers di Gedung Student Centre, UIN Hidayatullah Jakarta.

SEMA-DEMA UIN SYARIF HIDAYATULLAH APRESIASI KINERJA KOMPONEN BANGSA JAGA KEUTUHAN NKRI

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Aksi umat Islam (4/11) yang lalu, dengan tuntutan mengadili Gubernur DKI Jakarta no aktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang terduga menistakan agama melalui video yang beredar di media sosial merupakan salah satu gambaran konflik yang terjadi, karena adanya perbedaan latar belakang yang dimiliki rakyat Indonesia.

“Di sisi lain, peristiwa tersebut juga merupakan bukti penerapan demokrasi di negeri ini, di mana masyarakat dipersilakan menyampaikan aspirasi dan tuntutannya di muka umum. Setelah aksi tersebut digelar dan tuntutan para demonstran dipenuhi, kemudian proses hukum berjalan dan menetapkan Ahok sebagai tersangka,” kata Sekjen DEMA, Ahmad Bun, saat konferensi pers di Gedung Student Centre, UIN Jakarta, Kamis (1/11).

Sejatinya, proses hukum untuk Ahok sudah berjalan sebelum adanya demonstrasi tersebut. Namun, hal itu tidak serta-merta menyudahi konflik yang ada. Isu yang beredar menyebutkan, tanggal 2 Desember 2016 para warga akan berkumpul di Monumen Nasiona (Monas) untuk melakukan demo susulan.

Dari kiri ke kanan: Sekjen DEMA Ahmad Bun, Pimpinan SEMA Abdullah Wahid, Presma DEMA A Al Darda, Wapresma Dema E Ova dan Sekjen SEMA Syukron, usai konferensi pers di Gedung Student Centre, UIN Hidayatullah Jakarta.
Dari kiri ke kanan: Sekjen DEMA Ahmad Bun, Pimpinan SEMA Abdullah Wahid, Presma DEMA A Al Darda, Wapresma Dema E Ova dan Sekjen SEMA Syukron, usai konferensi pers di Gedung Student Centre, UIN Hidayatullah Jakarta.

Lebih lanjut, sumber yang lain mengatakan, kegiatan tersebut bukanlah demo, melainkan Salat jumat berjemaah dan doa bersama yang digelar untuk persatuan bangsa.

“Untuk menyikapi kondisi bangsa sekarang ini, SEMA dan DEMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang intinya menuntut persoalan terduga penistaan agama segera diselesaikan dan beralih ke hal-hal yang lebih substansial sebagai contoh menindak tegas persoalan yang kontra produktif seperti terorisme, korupsi, dan konflik agraria di berbagai daerah, serta menindak tegas persoalan lain yang berpotensi mengancam keutuhan NKRI,” ujar Ahmad Bun.

Sementara itu, SEMA dan DEMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mendorong dan menyerukan agar selalu menjaga persatuan umat Islam dan kebangsaan, mendukung ulama dan umara bersatu, serta bergotong-royong untuk menjaga keutuhan NKRI.

SEMA dan DEMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ikut mengapresiasi terhadap kinerja Kapolri, TNI, aparat penegak hukum, tokoh-tokoh agama, dan seluruh warga negara yang turut membantu menjaga keutuhan negeri ini meskipun banyak konflik yang terjadi.

“Selain menjaga keutuhan bangsa, kita juga wajib bergotong-royong menyelesaikan persoalan negeri ini bersama-sama sebagai perwujudan dari rasa memiliki Indonesia. Kalau bukan kita siapa lagi anak bangsa yang akan peduli dan mengisi kemerdekaan NKRI,” ungkap Ahmad Bun. (dade)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *