HARIANTERBIT.CO – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy didampingi Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Pendidikan Sumarna Surapranata, menutup Simposium Hari Guru Nasional 2016 yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Pendidikan (Ditjen GTP).
Simposium Guru dan Tenaga Pendidikan 2016 ini diikuti 2.000 peserta dari 34 provinsi yang terdiri dari guru, kepala sekolah, pamong, pengawas dan penilik sekolah di lingkungan Ditjen GTP.
“Sejak ditetapkan Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, maka pekerjaan guru ditetapkan sebagai tenaga profesional, walau masih jauh untuk menjadi profesional, dibandingkan dengan pengacara, akuntan, dokter yang sudah terlebih dahulu disebut tenaga profesional,” kata Mendikbud, di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/11) malam.
Tenaga guru sekarang ini berjumlah sekitar 3 juta orang dibandingkan profesi dokter yang jumlah tidak sampai 300 ribu orang, ini memang sangat repot.
“Saya mohon kita betul-betul harus bekerja keras untuk mencari bentuk job profesi guru di Indonesia, karena profesi guru termasuk yang paling muda usia profesionalismenya, meski guru sudah diberi banyak kemudahan dan keistimewaan oleh pemerintah, ini harus diimbangi dengan peningkatan profesionalisme guru. Sebab itu nantinya akan ada perubahan-perubahan, termasuk mental guru, kemampuan akademis dan talenta, juga termasuk organisasi guru,” ungkap Muhadjir.
“Ini yang masih menjadi masalah kita saat ini, dan kita jangan berharap pihak luar akan mengatur profesi guru, karena hanya guru yang mengerti masalah profesi guru,” sambungnya.
Di samping banyak guru yang tidak siap menerima mandat profesional itu, dari pihak luar juga banyak yang belum siap menerima bahwa guru itu harus profesional. Dengan berbagai perbedaan pemahaman terhadap guru pofesional tidak boleh mengeluh mengenai gaji itu tidak profesional, semua organisasi guru supaya kompak dan menunjukkannya dalam aspek sopan santun dan aspek moral cara berkomunikasi dengan standar keguruannya, terutama di dalam menggunakan media sosial.
“Para guru jangan ikut-ikutan demoralisasi bangsa melalui media sosial, apalagi jangan ada perselisihan di antara organisasis guru, bawalah guru ke tingkat kemuliaan, karena guru akan membawa murid ke arah yang mulia,” pesan Mendikbud Muhadjir.
Dalam kesempatan tersebut, 52 peserta simposium mendapat penganugerahan Satya Lencana Pendidikan berdasarkan Keppres RI No 94/TK/Thn 2016 tanggal 22 November 2016 tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Satya Lencana Pendidikan sebagai darma bakti pendidikan dan tenaga kependidikan pada jalur pendidikan normal dan pendidikan nonformal. (dade)