HARIANTERBIT.CO – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan pencanangan Gerakan Nasional Penanaman 50 Juta Pohon Cabai di Pekarangan. Kegiatan ini bertujuan untuk memasyarakatkan optimalisasi lahan pekarangan, baik di pedesaan maupun di perkotaan dengan memproduksi kebutuhan pangan oleh keluarga dan masyarakat. Juga untuk mengatasi gejolak harga pangan, khususnya cabai.
“Melalui pencanangan ‘Gerakan Nasional Penanaman 50 Juta Pohon Cabai di Pekarangan’ diharapkan dapat memberikan solusi dalam upaya pemenuhan kebutuhan gizi keluarga dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan,” kata Amran, saat acara penanaman 10.000 sachet benih dan pohon cabai serta sayuran lainnya di Asrama Divisi Infantri 1 Kostrad Cilodong, Jawa Barat, Selasa (22/11).
Acara yang dihadiri sekitar 10.000 orang ini, terdiri dari siswa-siswi sekolah, kelompok wanita tani, anggota Divisi Infantri 1 Kostrad Cilodong, masyarakat dan para undangan lainnya, dalam upaya meningkatkan pangan gizi keluarga melalui optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan dan menyikapi situasi fluktuasi harga cabai yang terjadi setiap tahun.
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian melaksanakan kegiatan optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan tersebut melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
“Pendekatan pengembangan ini dilakukan dengan mengembangkan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), antara lain dengan membangun bibit desa dan mengutamakan sumber daya lokal disertai dengan pemanfaatan pengetahuan lokal (lokal wisdom) sehingga ketahanan pangan dan kelestarian alam terjaga,” ujar Amran.
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) merupakan sebuah konsep lingkungan perumahan penduduk yang secara bersama-sama mengusahakan pekarangannya secara intensif untuk dimanfaatkan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek potensi wilayah dan kebutuhan gizi warga setempat.
Kegiatan ini dilakukan melalui pemberdayaan wanita untuk mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan dan gizi keluarga dengan membudayakan berbagai jenis tanaman sesuai kebutuhan pangan keluarga.
“Selain pemanfaatan pekarangan, juga diarahkan untuk pemberdayaan kemampuan kelompok wanita membudayakan pola konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA), termasuk usaha pengolahan pangan rumah tangga untuk menyediakan pangan yang lebih beragam,” ungkap Arman.
Di setiap desa dibangun kebun bibit untuk memasok kebutuhan bibit tanaman, ternak dan atau ikan bagi anggota kelompok dan masyarakat, sehingga tercipta berkelanjutan kegiatan. Setiap pekarangan rumah anggota kelompok diharapkan dilengkapi dengan sarana pembuatan pupuk kompas dari sisa-sisa tanaman dan kotoran ternak serta sisa-sisa limbah dapur untuk digunakan sendiri.
“Saranan lokasi kegiatan dilaksanakan di 34 provinsi yang terdiri dari 2.873 desa lanjutan tahun 2015 di 256 Kabupaten/Kota 2.012 desa baru tahun 2016 di 139 Kabupaten/Kota. Kegiagatan ini telah terbukti banyak memberikan manfaat bagi masyarakat baik bagi anggota kelompok wanita maupun lingkungan lebih nyaman di sekitarnya,” pungkas Amran. (dade)