PANEN RAYA POLITIK ULAR TANGGA

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Permainan ular tangga tergantung dari hasil lemparan dadu. Tatkala hasil lemparan dadu membawa keberunungan maka akan cepat melaju melampaui jalur-2 biasa yang dilalui satu persatu. Ada kalanya hasil dari lemparan dadu tidak menguntungkan langkahnya justru membuatnya turun beberapa level di bawahnya.

Permainan Ular Tangga dimainkan secara untung-2an dari hasil lemparan dadunya. Analogi Permainan Ular Tangga ini bisa saja untk refleksi kehidupan manusia, salah satunya yang berkaitan dengan politik.

Politik merupakan bagian dari sistem untuk menguasai, mendominasi, memberdayakan dan berbagai hal yang berkaitan dengan keberlangsungan hidup berbangsa + bernegara, untk dapat hidup tumbuh dan berkembang, bisa juga malah menjadi sebaliknya. Rusak, hancur + matinya kehidupan.

Dalam hidup bersama dari berkeluarga hingga dalam berbangsa dan bernegara tatkala hal2 primordial masih menjadi issue penting, dan digunakan sebagai cara-2 memperoleh atau menjatuhkan akan menjauhkan dr logika.

Emosional, spiritual akan mendominasi dan mengabaikan logika bahkan parah lagi semua ingin disamakan. Mengatas namakan, mencatut nama, ini sesuatu yang dapat membutakan mata hati, pikiran + perasaan manusia.

20ular

Hukum yang menjadi kesepakatan bersama bisa saja dikesampingkan karena ada tekanan, ancaman, dan pemaksaan.

Politik Ular Tangga bisa dikategorikan politik Ular dan politik tangga. Politik Ular dikategorikan sebagai politik yang sarat dengan hasutan, ancaman, pemaksaan, cara-2 preman dan gerombolan, kekerasan, fitnah, politik uang, dsb.

Kekuasaan bagai dagangan diperebutkan dengan cara jual beli. Semua dikendalikan atas nama uang. Apapun topengnya ada uang untuk solidaritasnya. Pamrih, siapa memodali akan mencari kembalian + keuntungan sesudah berkuasa. Apa yg ada akan diembat, disikat, dibabat dan dilahapnya. Tandus sumber daya dibuatnya.

Tatkala yang mempunyai massa dan bisa memenuhi selera pemesanya akan semakin laris dan panen raya tatkala ada pemilihan2 calon pemimpin. Mereka akan bersuka ria daganganya Laku keras, gaya + arogansinya menjadi ikon atas politik Ular.

Apapun yang dikatakan demi ini itu sebagai judul agar semakin sexi dan semakin dilirik sana sini. Jualan mereka adalah ancaman, gonggongan2 kebencian, hasutan2 yg menghilangkan nalar.

Mengatasnamakan apa saja demi mencapai tujuan. ‎Politik Ular tanpa disadari merusak nalar dan merusak peradaban, membawa kemunduran dari cara berpikir, toleransi, hingga untuk memperoleh kekuasaan.

Politik tangga, sebagai analogi politik kemajuan, membawa daya nalar tinggi, semakin humanis untuk meningkatkan kualitas hidup banyak orang. Tindakan2nya akan proaktif, problem solving, memberdayakan, mencerdaskan, memberdayakan, menjembatani, memfasilitasi, saling menguatkan, menyadarkan, keutamaan-2 menjadi simbol peradaban.

Politik tangga ini tidak disukai kaum mapan + nyaman, mereka mati2an mempertahankan status quo. Rela merusak apa saja asal tujuanya tercapai, bahkan menjadi gilapun dijalani. Kaum ini akan menggunakan politik Ular untuk mengganjal dan menjegal siapa saja yg tidak disukainya, apalagi yg dianggap sebagai rival2nya.

Dalam kemajuan, ketransparanan, apalagi dalam sistem modern sistem2 politik Ular akan kelojotan bagai berjalan di jalan aspal pada siang hari. Ide2nya tidak lagi rasional, alasan-2nya pun semakin norak dan memuakan bahkan memalukan, cepat atau lambat akan ditinggalkan dan mereka akan kering mati Bagai Ular panggang di jalan raya. Penulis Chryshnanda DL. Kabidbin Gakkum Korlantas Polri
crisnanda

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *