HARIANTERBIT.CO – Anggota Komisi V DPR-RI Yoseph Umar Hadi kecewa melihat konsep penanganan sampah yang dinilai asal-asalan hingga menjadi persoalan baru. Hal itu disampaikannya saat meninjau TPAS Ciledug, Kabupaten Cirebon, bersama staf dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PUPR) Republik Indonesia, belum lama ini.
Yoseph yang melihat langsung kondisi Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) di Desa Bojongnegara, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon yang lokasinya persis di pinggir Sungai Cisanggarung tanpa dibangun tembok penahan sampah, sehingga ketika hujan besar sampah dipastikan terbawa arus air dan mencemari sungai, hal itu membuat pihaknya meminta Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWSCC) segera turun ke lokasi dan melakukan protes terhadap pemerintah Kabupaten Cirebon.
“TPAS ini konsepnya seperti apa tidak jelas, mencari tempat asal-asalan, tidak dipersiapkan sebelumnya, pertama harus izin BBWS kemudian minimalnya ditembok sepanjang sungainya, kalau sudah seperti ini menjadi tanggung jawab siapa, BBWS harus protes keras terhadap Pemkab Cirebon,” keluhnya.
Dijelaskannya, mencari lokasi TPAS memang tidak mudah, akan tetapi kalau konsepnya jelas dari mulai bagaimana perencanaannya, bagaimana pelaksanaannya dan bagaimana juga pengawasannya. Menurutnya, kalau kemampuan pemkab terbatas, maka pemerintah pusat siap untuk membantu kalau ada koordinasi, penyampaian perencanaan dan sebagainya. Tetapi diakuinya, hingga saat ini belum ada koordinasi dari Pemkab Cirebon.
“Sampai saat ini belum ada koordinasi dari Pemkab Cirebon, Komisi V juga menyangkut Penanganan Lingkungan Pemukiman (PLP) jadi masalah sampah bidangnya, soal sampah di Kabupaten Cirebon memang sangat menyedihkan, Pemkab Cirebon perlu ada pembinaan dari pemerintah pusat,” tegas Yoseph.
Ditambahkannya, secara umum kondisi sampah di Cirebon saat ini sudah darurat, dan ini menjadi isu Nasional, bukan saja isu regional karena Kabupaten Cirebon adalah acuan Provinsi Jawa Barat sehingga perlu pemikiran lebih lanjut, jangan sampai dianggap sepele, saat ini kondisi sampah di Kabupaten Cirebon sudah 4000 kubik per hari yang mengancam menjadi sumber penyakit dan persoalan lingkungan.
Yang jelas, menurutnya, persoalan lingkungan manusia diberi kemampuan untuk mengelola tekhnologi sampah, dari rumah tangga sampai akhir bagaimana, ke depan bagaimana, apa buang begitu saja.
“Konsep penanganan sampah bupati itu ke mana, pendidikan kehidupan masyarakat bagaimana peduli terhadap lingkungan juga bagaimana, seharusnya pejabat mensosialisasikan, kalau soal sampah dibuang begitu saja lihat saja Gunung Santri overloaded, Susukan overloaded, kalau tidak ada konsep yang jelas Kota udang akan menjadi Kota sampah, pemerintah pusat yang jelas siap untuk membantu terutama untuk transportasi dan pengelolaan sampah soal tempat menjadi tanggung jawab daerah,” pungkasnya. (nurudin)