HARIANTERBIT.CO – Tiada yang abadi di dunia ini. Dunia ini fana, semua ada batasnya, namun pembatasan ini ada yang panjang, ada yang pendek, ada yang panjanggggggg sekali bahkan ada yang pendeeekkkkkkk sekali.
Manusia sebagai mahkluk sosial, akan hidup berkelompok, akan mencari kawanan, tidak ada manusia yang hidup tanpa peran orang lain dari komuniti sampai bangsa, negara dan antar negara sekalipun.
Apa yg dipakai saja melibatkan karya banyak orang. Pakaian misalnya ada yg menanam kapas, ada yang menenun, ada yang mendisain ada yang menjahit ada yang menjual, ada yang membelikan ada yg menata/mengaturnya hingga kita pakai. Demikian halnya makanan, minuman hingga peralatan2 pendukung hidup + kehidupan kita.
Tatkala manusia berkelompok dalam kawananya maka untuk memelihara keteraturan + kekuatan kelompok itu mereka membuat kesepakatan. Membuat aturan, menjaga + menegakkan aturan itu. Dan kemampuan mengatasi perbedaan, pertengkaran, perpecahan diantara mereka.
Demikian halnya kehidupan berbangsa dan bernegara. Kesepakatan2 ini memang harus dijaga, keberagaman, perbedaan dapat menjadi kekuatan + kekayaan suatu bangsa.
Penyelesaian masalah dengan cara musyawarah dan cara2 beradab akan merawat dan menjadi tingkat kecerdasan + peradabanya.
Semakin mampu meminimalisir kekerasan, hasutan, kebencian + hal2 inskonstisusional akan semakin tinggi peradabanya. Akan semakin cerdas kehidupan berbangsa dan bernegaranya. Maka akan langgeng, abadi bahkan sepanjang hayat kelompok, masyarakat, bangsa + negara itu ada.
Semakin tinggi tingkat kewarasan menjaga potensi2 yang dapat menghancurkan kawanan2 manusia itu (komuniti hingga bangsa + negara) maka dapat diyakini kawanan itu akan semakin solid, semakin kuat, sehat, panjang umur, langgeng, abadi sepanjang hayat.
Demikian sebaliknya takala pada kawanan itu sarat ketidak warasa, emosi, anarki, memaksakan kehendak, mengabaikan logika maka kawanan itu akan rapuh, sakit, setres, gila dan tdk berumur panjang.
Akan segera bubar bahkan menjadi jajahan/ bulan2an bangsa lain. Tiada lagi harga diri, tiada lagi kebanggaan, tiada lagi harapan untk hidup apalagi bertahan + berumur panjang.
Sejarah mencatat kerajaan-2 di Nusantara yg besar bertahan kurang lebih 200 tahun (Sriwijaya, Majapahit), akankah NKRI berumur panjang? Atau habis sebelum akhir abad XXI? Tentu kita memiliki pilihan inging pendek atau panjang.
Tatkala harapan untuk bisa langgeng abadi sepanjang hayat menjadi pilihan maka : kewarasan,kesadaran, tanggung jawab + cinta serta bangga kepada bangsa ini terus dikobarkan menglahkan ego, anarkis, irasional dan berbagai ketololan lainya. ā€ˇPenulis Chryshnanda DL