BANJIR KOTA KEMBANG TELAN KORBAN JIWA

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Seorang karyawan pertokoan Borma Setiabudi Kota Bandung, Ade Sudrajat, tewas akibat terbawa arus selokan dan masuk ke dalam gorong-gorong di depan pertokoan tersebut, Senin (24/10).

“Saat kejadian korban memang berniat untuk menolong seorang perempuan tapi korban malah terjatuh dan terbawa arus deras di selokan,” kata Kasubag Humas Polrestabes Bandung Reny Marthaliana melalui pesan singkatnya kepada wartawan, dilansir Antara.

Jalan Setiabudi bersambungan dengan Jalan Pasteur. Setiabudi berada di dataran yang lebih tinggi dari Pasteur. Banjir yang menghantam Pasteur sebagian merupakan kiriman dari Jalan Setiabudi.

Menurut Reny, saat kejadian warga dan karyawan lainnya sempat ingin menolong korban namun saat itu korban sudah terbawa arus air sekitar 20 meter.

“Kemudian warga sempat dilakukan pencarian oleh warga sekitar. Setelah dicari korban ditemukan di depan SMPN 15 Bandung dalam keadaan meninggal,” terang Reny.

Reny melanjutkan, jenazah korban sudah berhasil dievakuasi oleh pihak kepolisian dan warga setempat.

“Dan sekarang jenazah sudah dibawa keluarganya ke rumahnya di Jalan Hegarmanah Kulon, Gang Ranim, RT 07 RW 08 Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung,” kata Reny.

Banjir hanyutkan sejumlah kendaraan.
Banjir hanyutkan sejumlah kendaraan.

Belum miliki BPBD
Kota Bandung ternyata belum memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Untuk itu, penanganan bencana banjir yang terjadi di Jalan Pasteur, Jalan Pagarsih dan Jalan Nurtanio ditangani oleh BPBD Provinsi Jawa Barat.

“Pemerintah Kota Bandung hingga saat ini belum membentuk BPBD,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya, Senin (24/10).

Menurut Sutopo, BPBD Provinsi Jawa Barat bersama dengan unsur lainnya seperti TNI, Polri, Tagana, SKPD dan relawan masih melakukan pendataan. Berdasarkan laporan awal dari BPBD Provinsi Jawa Barat, banjir menyebabkan ratusan rumah terendam banjir.

“Jalan Pasteur terendam banjir hingga ketinggian 160 cm. Begitu juga di Jalan Pagarsih tinggi banjir 150 cm dan Jalan Nurtanio setinggi 120 cm,” kata Sutopo.

Menurut Kasubag Humas Polrestabes Bandung Komisaris Polisi Reny Marthaliana, satu unit kendaraan roda empat jenis Nissan Grand Livina dengan nomor polisi D 1087 PO terserat arus akibat luapan Sungai Citepus, di Jalan Pagarsih Kelurahan Cibadak Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung.

“Mobil tersebut terseret arus masuk ke kali dan sampai saat ini mobil Nissan Grand Livina itu belum diketemukan. Anggota kami dan masyarakat hingga saat ini masih melakukan pencarian,” kata Reny melalui pesan singkatnya kepada wartawan, dilansir Antara.

Tumpukan sampah pascabanjir.
Tumpukan sampah pascabanjir.

Selain mobil, lanjut Reny, satu unit sepeda motor jenis Tresida yang digunakan sebagai kendaraan dinas penarik sampah milik Kelurahan Karang Anyar RW 04 Kecamatan Astana Anyar Kota Bandung juga terseret arus Sungai Citepus.

“Dua kendaraan tersebut, terseret arus Sungai Citepus Kota Bandung, sungai tersebut siang tadi meluap hingga ke Jalan Pagarsih,” ujar Reny.

Sementara itu, warga Bandung Raditya mengaku baru pertama kali mengalami dan melihat banjir separah ini di Kota Bandung sejak pertama ia tinggal di Kota Kembang tersebut.

“Ini baru pertama saya lihat di Bandung banjir sampai seperti ini,” kata Raditya.

Bahkan Salma seorang warga Bandung dalam media sosial mengomentari secara sinis, “wah waterboom baru nih,” singkatnya, merujuk pada banjir parah di Bandung.

Tumpukan sampah
Banjir yang terjadi di Pasteur perlahan mulai surut. Menurut warga Bandung, Latief, banjir di Jalan Pasteur telah surut. Cuaca saat ini mendung, dan menyisahkan sampah.

Tumpukan sampah berada di Jalan Pasteur di depan Mal Bandung Trade Center (BTC). “Belum ada petugas membersihkan sampah di sana sejauh ini,” kata Latief. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *