BAGAI BERTERIAK DI KAMPUNG ORANG TULI

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Membersihkan tempat yang kotor dengan sapu yang kotor akan tetap kotor. Memperbaiki tanggul yang jebol akan basah dan kena lumpur. Memperbaiki dan membersihkan dari dalam memang sulit. Di dalam dikatakan penghianat di luar dikatakan bagian dari si jahat. Bagai berteriak teriak di kampung orang tuli, berceritera tentang warna warni di kampung orang buta.

Itulah analogi-2 dalam membangun inisiatif anti korupsi dalam birokrasi yang patrimonial, feodal, konvensional dan tidak rasional. Begitu kuatnya kelompok-2 status quo, betapa sulitnya menggeser mind set kelompok-2 di zona nyaman.

Apapun bentuk perubahan akan dianggap mengusik ketenangan. Siapapun yang mengajak melakukan perubahan akan ditentang, difitnah, rame-2 dijatuhkan, bahkan kalau perlu dimatikan.

ILUSTRASI
ILUSTRASI

Kekuasaan kelompok-2 status quo dizona nyaman sangat luar biasa bagai sang naga yg perkasa, mafia yg sdh mengakar dan menguasai segala sumber daya. Siapa saja yg menyentuh sarang sang naga akan di sengatnya.

Memang sangat luar biasa, jangankan menyerang baru kita “ngrasani ” saja sudah bisa menggelepar gelepar dibuatnya. Senjata nya sangat ampuh banyak cara untk melumpuhkan lawan-2nya dari yg halus bagai janji-2 untuk masuk surga dunia sampai ancaman untuk menjagalnya.

STATUS QUO

Selama cara-2 kaum status quo dan kelompok-2 di zona nyaman berkuasa segala usaha inisiaatif anti korupsi akan sia-2. Mengapa demikian ? Krn mereka akan berlaku permisive : ” kalau masih menerima jangan keras-keras”.

Maknanya awas hati-2 kamu juga kotor jangan coba-2 membersihkan. Membersihkan dengan sapu yg kotor akan tetap kotor juga. Maknanya adalah pelemahan, dengan sinis sang naga berteriak : ” hai bajingan jangan sok-sok an, ingat yg kumatikan sudah banyak”.

Menggelorakan inisiatif anti korupsi dalam birokrasi yg tidak rasional memang bagai mengajarkan kewarasan di rumah sakit jiwa. Siapa saja yg menyuarakan akan dianggap gila. Dlm konteks ini dibutuhkan nyali tinggi dan nekad siap untk mati.

Hampir di semua lini jaringan kekuatanya dan sudah diyakini sebagai kebenaran walau sebenarnya adalah pameran ketololan. Sang naga dalam kata-2nya dianggap sebagai sabda dan menjadi pusaka oleh pengikut-2nya.

Apa yg mesti dilakukan menghadapi spt ini? Mungkinkah melawan naga sendirian? Bisakah hanya dg berdoa menanti turunya ratu adil sang satria piningit? Tentu semua ini tidak mungkin tatkala nyali tdk ada, namun hrs diyakini bahwa di dunia ini hanya satu yg tidak mungkin yaitu orang makan kepalanya sendiri.

BERANI-KONYOL

Nyali ini bukan berarti berani konyol namun keberanian membangun sistem. Memang tidak sekali teriak maka perubahan terjadilah. Melainkan harus melalui proses panjang berat, berliku dan banyak kendala untk menggagalkan. Sistem yg hendaknya dibangun untk dapat mengkritik tetapi tidak membuat marah dan mampu mengajak berubah.

Dan memang harus menjadi suatu gerakan moral sebagai wujud revolusi mental. Sistem-2 online akan menyatukan, memadukan sehingga mampu berfungsi untk memberikan pelayanan-2 yg cepat, tepat, akurat, transparan, akun tabel, informatif dan mudah diakses.

Membangun sistem harus menjadi core value dan merupakan soft power yg mampu menambal tanggul-2 bocor, peluang-2 untuk KKN dan memangkas tentakel-2 sang naga dr hulu sampai hilir.

Inisiatif anti korupsi dimulai dari membangun konsep, menyiapkan pemimpin yg transformatif, sumber daya manusia (sdm) yg berkarakter, pembangunan sistem, dan implementasinya di dalam pelayanan2 publik.

Nyali membangun sistem inilah yg semestinya digelorakan untk menyadarkan, membangkitkan dan memberdayakan inisiatif anti korupsi sekaligus mematikan sang naga dan para mafia birokrasi.(CDL)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *