HARIANTERBIT.CO – Membully di media sosial sekarang ini marak dan siapa saja bisa menjadi korbanya. Balas membalas di media sosial bagai suatu cara menyerang dengan menunjukkan, memfitnah, mengkritik hingga menghujat bisa dilakukan.
Orang, institusi, komuniti, kegiatan-2, keyakinan keagamaan bahkan bangsa/negara pun tak luput dari bully-2an di media sosial. Anehnya yang membuli ada yang berani terang-2an ada yang pengecut dengan berbagai topeng / kiat berkelit dengan nama samaran. Membully karena ada sesuatu:
1. Posisi/jabatan yg diperebutkan banyak orang
2. Kebijakan-2 yang dibuat tidak sesuai
3. Kebencian terhadap seseorang/institusi / kepada sesuatu
4.Keinginan menjatuhkan, karena sakit hati, iri, dengki,persaingan yg tidak sehat atau ingin menguasai
5.Perebutan sumber daya +perebutan pendistribusian sumber daya
6. Harga diri/ketersinggungan
7.Pelampiasan kedongkolan/uneg2nya
8.Hobby / kesenangan orang lain susah/membuat susah orang lain
9.Diberi upah/ hadiah untk melakukan kejahatan di media sosial
10. Memancing kerusuhan / menghembuskan kebencian
11.Penyakit sosial baru di era digital
Melacak/ menghentikan kegiatan bully membuli di media sosial bukan hal mudah. Dan ini menimbulkan suatu penyakit sosial baru. Lempar issu sembunyi badan. Sikap membuli ini pengecut,kontra produktif, premanisme baru dan penyakit sosial di era digital. (cdl)