HARIANTERBIT.CO – Ada anggota TNI, ada Polri bahkan wakil rakyat yang kena tipu Dimas Kanjeng. Dilihat dari pendidikan, para korban cukup punya pola pikir, tapi faktanya mereka yang punya dedikasi dan mengaku beragama membabi buta membela si Kanjeng.
Kasus dugaan penipuan Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi perlahan terkuak. Abdul Junaidi, mantan pengikut padepokan membeberkan bahwa kegiatan di Padepokan tak seperti yang tampak dari luar, yakni kegiatan keagamaan.
Semua dikemas kegiatan ajaran keagamaan. Tak hanya masyarakat kalangan bawah, dengan tipu muslihatnya banyak pejabat, anggota TNI dan Polri, bahkan mantan wakil rakyat masih percaya si kanjeng punya ilmu lebih,” kata Junaidi keheranan, Minggu (2/10).
JUnaidi satu dari sekian korban yang mengaku jumlah uang yang disetorkan mencapai Rp 205 juta, namun hingga saat ini yang dijanjikan pria yang selalu mengenakan pakaian kebesaran seorang tokoh tersebut tak kunjung terwujud.
“Saya gabung ke Padepokan tahun 2011,” tandasnya.
Dimas Kanjeng yang bernama asli Taat Pribadi ini mengatakan total uang yang sudah dikumpulkan dari pengikut berjumlah Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun.
“Kepada wakil rakyat Dimas mengaku uangnya disimpan orang dekatnya di Pasuruan,” ungkap Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, Minggu (2/10/2016).
Rombongan Komisi III DPR RI yang mengunjungi Padepokan Dimas Kanjeng di Wangkal, Kabupaten Probolinggo, antaranya Benny K Harman, Akbar Faizal, dan lain-lain.
Komisi III, Akbar Faisal meminta penjelasan pada Marwah Daud tentang kasus penipuan yang dilakukan Dimas Kanjeng terhadap salah satu korban asal Sulawesi yang dirugikan sekitar Rp 200 Miliar lebih, tapi yang didapatkan hanya kertas putih kosong dan emas batangan yang ternyata hanya besi sepuhan warna emas.
Marwah Daud dengan tegas menjawab jika seluruhnya harus seizin Allah melalui Kanjeng Dimas. Ia pun menceritakan ada seorang anggota TNI di Jawa Barat yang mendapatkan kiriman serupa. Namun Marwah enggan menyebut nama asli anggota TNI tersebut dengan sebutan Pakde.
“Awalnya sama seperti itu, ketika dibuka bukan emas. Kemudian Dimas Kanjeng bilang kalau belum waktunya. Dan emas itu dikembalikan kemari, atas seizin Allah melalui Dimas Kanjeng jadi emas betulan,” ungkap Marwah.