HARIANTERBIT.CO – Isu negatif seputar bakal calon gubenrur DKI Jakarta mulai diketahui masyarakat Jakarta. Menurut survei dari Lembaga Survei Politik Indonesia (LSPI) yang dirilis Jumat (2/9) menyebutkan bahwa masyarakat DKI Jakarta mulai mengetahui beberapa isu negatif yang muncul pada bakal calon gubernur DKI Jakarta.
Direktur Riset LSPI Julpan Haris mengatakan calon incumbent Ahok diketahui oleh banyak warga sebagai kandidat yang paling banyak diketahui isu miring, seputar isu korupsi, perilakunya yang mudah marah dan suka membuat permusuhan dengan banyak orang.
“Selain Ahok, menurut survei Sandiaga Uno juga mulai dideteksi beberapa isu miring,” kata Julpan di Jakarta.
Menariknya, kata Julpan, dalam survei itu disebutkan beberapa isu negatif Sandiaga Uno yang diketahui oleh masyarakat DKI Jakarta selain soal isu dugaan keterlibatan Sandiaga dengan beberapa korupsi (kasus Nazaarudin dan depo Pertamina di Banten) juga soal hubungannya dengan seorang artis. Meskipun demikian, responden survei tidak menyebutkan nama artis tersebut.
Berdasarkan informasi yang beredar di media, kasus Sandiaga yang memiliki affair dengan artis sudah muncul sejak beberapa tahun lalu. Sandiaga diisukan dekat dengan beberapa artis papan atas di Indonesia. Salah satu nama yang cukup santer adalah hubungan Sandiaga dengan Syahrini, artis papan atas yang dikenal sangat glamour dan berlimpah hidup mewah. Konon, beberapa fasilitas super mewah Syahrini didapatkan dari pemberian Sandiaga Uno. Tanpa fasilitas mewah dari seorang pengusaha kaya raya, Syahrini dinilai tidak akan mampu menikmati fasilitas mewah seperti sport car, pesawat jet pribadi, dan lain-lain.
“Hal tersebut menunjukkan kelas pengetahuan masyarakat yang sangat tinggi dalam penyerapan informasi dan media, jika dibandingkan dengan masyarakat di daerah lain,” ujar Julpan.
Sementara pengamat politik dari Pusat Kajian Politik dan Kebijakan Strategis Ahmad Nasuhi meminta isu negatif yang dilekatkan kepada calon gubernur perlu diungkap ke publik. Informasi seputar kandidat gubernnur harus dibuka seluas-luasnya kepada masyarakat agar pemilih memiliki bahan yang cukup untuk menentukan pilihannya sendiri. Baik positif maupun negatif, masyarakat dinilai memiliki hak untuk mengetahui semua informasi seputar calon pemimpinnya.
“Jangan sampai warga Jakarta milih gubernurnya seperti beli kucing dalam karung,” ucap Nasuhi.