HARIANTERBIT.CO – Wali kota perempuan pertama Surabaya, Tri Rismaharini, mengakui jika semakin banyak pihak yang mendorong dirinya maju sebagai calon gubernur di Pilkada DKI Jakarta 2017. Namun, Risma mempasrahkan semuanya ke tangan Allah Swt.
Risma mengutarakan, saat ini koalisi kekeluargaan di Jakarta memang sudah mengarah dukungan untuk Risma. Selain itu, sejumlah organisasi dan komunitas masyarakat di Jakarta juga mendeklarasikan dukungan agar Risma mencalonkan diri jadi gubernur DKI Jakarta, keinginan tersebut seolah tidak terbendung.
“Ya saya kan bukan di pihak saya yang menentukan saya nggak mau sekali lagi, saya nggak mau karena itu bukan ranah saya itu ranah Gusti Allah, nggak berani apa itu karena saya takut,” tegas Risma, Senin (22/8).
Risma sempat bergurau terkait kabar yang mengatakan dirinya akan maju di Pilgub DKI Jakarta. Dengan canda khasnya, Risma menegaskan pendiriannya agar namanya tidak dikaitkan lagi dengan bursa cagub DKI Jakarta 2017.
Kali ini Risma mengungkapkan dirinya tidak mungkin menjadi dan mencalonkan gubernur DKI, karena tidak mempunyai rumah di Ibu Kota. Bahkan, wanita kelahiran Kediri ini tidak mungkin calon gubernur DKI indekos di rumah bibir sungai.
“Jadi lucu saya ya bingung, orang-orang lo nggak mikir, nyalokno aku jadi gubernur DKI, aku omah nggak duwe, mosok calon gubernur DKI kos di pinggir sungai, mosok gitu tulisane rek mentolo tenan, kalau di sini masio omah elek kan duwe aku omah (Jadi lucu saya ya bingung orang-orang itu nggak mikir, mencalonkan aku jadi gubernur DKI. Saya rumah (di DKI) tak punya. Masak calon gubernur DKI kos di pinggir kali. Masak begitu tulisannya, nggak tega aku. Kalau di sini (Surabaya) meskipun rumah jelek kan rumah punyaku),” ungkap Risma sambil tertawa dan disambut tepuk tangan sambil tertawa saat memberikan sambutan lomba bersih lingkungan Surabaya Green and Clean 2016 di Graha Sawunggaling, Senin (22/8).
Risma juga menegaskan, sampai saat ini dirinya belum berkomunikasi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Terkait dukungan dari banyak pihak yang mengarah padanya, ia mengaku menyerahkannya pada Ketua Umum PDIP saja.
“Gak komunikasi opo opo, la kowe eruh aku nang kene terus aku bengi yo kok tunggoni gitulo terus berangkate jam piro, aku sakit kemarin mau berangkat nggak kuat aku nggeliyeng, aku ada sama Pak Fikser ini, keputusan di Ketum DPP PDIP iya lah biar Tuhan yang mengatur (Gak komunikasi apa-apa (sama Mega), lha kamu tahu aku di sini (Surabaya) terus, aku semalam kamu tungguin gitu lho, terus aku berangkatnya jam berapa. Aku sakit kemarin mau berangkat nggak kuat aku ngeliyeng. Aku ada sama Pak Fikser ini, keputusan di Ketum DPP PDIP iya lah biar Tuhan yang mengatur,” pungkas Risma. (*)