HARIANTERBIT.CO – Bulan Ramadhan tinggal sepekan lagi dan Hari Raya Idul Fitri sudah didepan mata, dan ketika mendengar kata “Idul Fitri”, tentu dalam benak setiap orang yang ada adalah kebahagiaan dan kemenangan, dimana pada hari itu, semua manusia merasa gembira dan senang karena telah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh.
Dalam Idul Fitri juga ditandai dengan adanya ”mudik (pulang kampung)” yang notabene hanya ada di Indonesia. Selain itu, hari raya Idul Fitri juga kerap ditandai dengan hampir 90% mereka memakai sesuatu yang baru, mulai dari pakaian baru, sepatu baru, sepeda baru, mobil baru, atau bahkan istri baru (bagi yang baru menikah).
Dalam bahasa Jawa, hari raya Idul Fitri disebut juga dengan istilah “lebaran”, dan lebaran mengandung maksud lebar-lebur-luber-labur, Lebar artinya kita akan bisa lebaran dari kemaksiatan dan Lebur artinya lebur dari dosa.
Sedangkan Luber artinya luber dari pahala, luber dari keberkahan, luber dari rahmat Tuhan, serta Labur artinya bersih sebab bagi orang yang benar-benar melaksanakan ibadah puasa.
Maka hati kita akan dilabur menjadi putih bersih tanpa dosa,makanya wajar kalau mau lebaran rumah-rumah banyak yang di labur hal ini mengandung arti pembersihan dhohir disamping pembersihan batin yang telah di lakukan.
Adapun terkait hidangan khas waktu lebaran yaitu ketupat, dalam bahasa Jawa ketupat diartikan dengan ngaku lepat alias mengaku kesalahan, bentuk segi empat dari ketupat mempunyai makna kiblat papat lima pancer yang berarti empat arah mata angin dan satu pusat yaitu arah jalan hidup manusia dan kemanapun arah yang ingin ditempuh manusia hendaknya tidak akan lepas dari pusatnya yaitu Tuhan.
Oleh sebab itu ke mana pun manusia menuju, pasti akan kembali kepada Tuhan, dan rumitnya membuat anyaman ketupat dari janur mencerminkan kesalahan manusia. Warna putih ketupat ketika dibelah melambangkan kebersihan setelah bermaaf-maafan.
Butiran beras yang dibungkus dalam janur merupakan simbol kebersamaan dan kemakmuran, sedangkan Janur yang ada di ketupat berasal dari kata jaa-a al-nur bermakna telah datang cahaya atau janur adalah sejatine nur atau cahaya, serta dalam arti lebih luas berarti keadaan suci manusia setelah mendapatkan pencerahan cahaya selama bulan Ramadan.
Adapun makna filosofis santen yang ada di masakan ketupat adalah suwun pangapunten atau memohon maaf, dengan demikian ketupat ini hanyalah simbolisasi yang mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah mohon ampun dari segala kesalahan hal ini merupakan makna filosofis dari warna putih ketupat jika dibelah menjadi dua.
Sedangkan, janur melambangkan manusia yang telah mendapatkan sinar ilahiah atau cahaya spiritual/cahaya jiwa dan anyaman-anyaman diharapkan memberikan penguatan satu sama lain antara jasmani dan rohani.
Pemaknaan hari raya Idul Fitri hendaknya bersifat positif seperti menjalin silaturrahmi sebagai sarana membebaskan diri dari dosa yang bertautan antar sesama makhluk dan Silaturahmi tidak hanya berbentuk pertemuan formal seperti Halal bi Halal.
Namun juga bisa dengan cara menyambangi dari rumah ke rumah, saling duduk bercengkerama, saling mengenalkan dan mengikat kerabat, apalagi sekarang permohonan maaf dan silaturahmi sudah tidak mengenal batas dan waktu sebab bisa menggunakan jejaring media sosial seperti contoh lewat sms, up date status, inbox di facebook, twiter, yahoo mesenger, skype dan email.
Dalam kesempatan berlebaran di Hari raya Idul Fitri mendatang, mari kita satukan niat tulus ikhlas dalam sanubari kita, kita hilangkan rasa benci, rasa dengki, rasa iri hati, rasa dendam, rasa sombong dan rasa bangga dengan apa yang kita miliki hari ini.
Mari kita ganti semua itu dengan rasa kasih sayang dan rasa persaudaraan, dengan hati terbuka, wajah yang berseri-seri serta senyum yang manis kita ulurkan tangan kita untuk saling bermaaf-maafan dan kita buka lembaran baru yang masih putih, dan kita tutup halaman yang lama yang mungkin banyak terdapat kotoran dan noda seraya mengucapkan Minal Aidin Walfaizin Mohon Ma’af Lahir dan Batin. Oleh : Kapten Arm Nur Solikin (Pasi Ops Kodim 0809/Kediri)