CAFE SATE DENGAN MENU 50 VARIAN, ADA SATE VEGETARIAN

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Telah dibuka cafe bernama Sure Why Not Here (SWNH), yang berada di jalan Lamping 18 Bandung. Café ini sudah melakukan soft opening. Menu andalannya, sungguh unik dan rasanya tidak ada di tempat lain, yakni 50 varian sate dalam berbagai bahan dan rasa, dengan paduan 12 bumbu, tinggal dipilih sesuai selera. Bagi para ‘satemania’ pasti menemukan sorga dengan keberadaan tempat ini.

Untuk sate ayamnya terdiri dari chicken leg, chicken breast, rulit, ati, ampela, jantung, kepala leher, cenger dan tunggir. Sementara untuk sate sapi terdiri dari daging sapi itu sendiri, lidah, paru, babat, otak dan jando.

Dan sate untuk tamu vegetarian, dari bahan jamur, yaitu jamur jenis shitake, portabella, champignon, tiram, enoki, lember. Bahkan buah-buahannya sebagai penutup makan dan penetralisir rasa juga dikemas dalam bentuk sate.

Selain itu, tentu saja ada menu lain, untuk breakfast, misalnya, ada burger yang enak banget dengan konsep lain daripada yang lain. Juga ada nasi goreng dengan sepuluh varian. Ada juga ayam bakar, rendang sapi, lidah keju, paru balado.

Martabaknya juga sangat khas, baik bentuk dan kekhasan rasanya.
Dan rasanya tak lengkap jika tak ada kopi. Baik hot coffe, maupun ice coffee. Kopi dalam varian berbagai selera, cocok untuk kaum wanita dan pria.

Dan untuk kopi jenis tertentu, seperti biasanya, semakin menarik karena disajikan dengan lukisan atau hiasan dipermukaannya –dengan menambahkan microfoam susu atau bahan lainnya. Minuman lainnya, ada hot tea, latte, ice tea, milk tea dan berbagai mocktails.

Markom SWNH, Tama Aditya, menjelaskan, “Untuk minuman beralkohol, kami membatasi hanya pada bir. Karena banyak orang menyantap sate setelah itu minum bir. Namun selama ramadhan kami tidak menyediakan bir,” tegas Tama. Lanjut Tama, tempat ini memang bukan sekadar café atau rumah makan.

Tapi juga menyediakan tempat bagi komunitas-komunitas yang ingin mengekpresikan aktifitasnya disini, dengan area yang sudah disediakan. “Bisa saja digelar pertunjukan musik dari komunitas tertentu,” jelas Tama. Memang tempat ini kalau dilihat dari luar terkesan ‘resmi’.

Namun begitu masuk akan menemukan tempat yang santai, dengan ruangan berhiaskan dinding vintage. Dan agak kebelakang sedikit , ada area outdoor. Disana komunitas dapat mengeksploitasi aktifitas yang diiginkannya. Jika ada aktifitas komunitas berlangsung, pengunjung lain dapat menyaksikan gelaran.

Bisa dari indoor atau mendekat di area outdoor. Dalam soft opening tanggal 17 Juni 2016 malam lalu, bahkan diramaikan oleh DJ wanita, dengan latar belakang mobil Volkswagen warna krem, dan di sisinya berderet vespa antik yang tak lain kendaraan Komunitas Pecinta Vespa yang diundang malam itu. Serta puluhan model cantik yang juga diundang. Juga ada pyramid kayu api unggun yang siap dibakar. Semacam garden party.

Lebih lanjut Tama Aditya menjelaskan, sate yang berjumlah 50 varian tersebut sebagai jawaban atas banyaknya varian sate di tempat makan diluaran, khususnya di Bandung.

“Di Bandung ini ‘kan kulinernya kreatif banget. Serabi saja banyak variannya. Demikian juga sate. Nah, pecinta sate, disini tersedia berbagai sate. Baik yang terbuat dari bahan hewani maupun nabati maupun hewani,” ujar Tama.

Soal nama Sure Why Not Here (SWNH) yang terdengar unik, menurutnya, agar memancing orang penasaran sehingga ingin datang. “Tapi menunya, tentu saja tak meninggalkan ‘rasa Bandung’, atau ‘rasa Indonesia’, ada beberapa yang khas Bandung. Bumbu-bumbunya, kuat dengan rempah-rempah Bandung atau Indonesia,” ujar Tama.

Yang menarik lainnya, kesibukan dapur di café ini dibuat transparan, sehingga pengunjung dapat melihatnya proses pembuatan semua makanan dan kebersihannya. Letaknya dekat dengan area outdoor. Sementara proses pembakaran sate berada di outdoor, dan bisa ikut membakarnya.

Soal harga? Menurut Tama, sangat terjangkau. Tama memberikan contoh, untuk semua varian nasi goreng berkisar Rp. 30 ribuan. “Jadi sangat terkangkau, tempatnya nyaman, halaman parkir luas, letaknya persis di pertigaan antara jalan Lamping, Jurang dan arah ke pasar Sederhana,” tuturp Tama.

Patokannya Pom Bensin yang ada dijalan Cipaganti, dari situ tinggal belok kiri, lalu ketemu Sekolah Tinggi Musik Bandung, disebelahnya persis ada rumah tua peninggalan Belanda, disitulah tempatnya…. (dann Julian)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *