HARIANTERBIT.CO – Maka, mereka meneruskan dan menjadi lebih ganas, seperti macan dan singa. Jika kita kadang melihat orang yang sangat ganas, kalian tahu bahwa begitulah cara mereka pertama mempelajarinya.
Mulanya, mereka mempraktikkannya untuk melindungi diri mereka, tapi lambat laun itu menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Begitulah cara kita menjadi seperti diri kita yang sekarang – Buddha yang ganas dan bersuara parau.
Jika orang masih ingat seperti apa diri mereka pada saat awal, mereka akan berbicara dengan cara yang lebih lembut. Jika mereka tidak ingat, mereka meraung. Jadi, sekarang kita tahu bahwa kebiasaan kitalah yang membuat kita berbicara dengan lembut atau keras.
Kemudian muncullah bunyi siulan angin, mirip seperti suara gaduh macan dan singa. Namun, Adam masih tak bisa berbicara dengan istrinya karena dulu mereka tidak perlu berbicara di Surga. Begitu orang lain berpikir, mereka mengerti.
Tak perlu satu patah kata pun. Ketika mereka jatuh ke Bumi, kekuatan mereka hilang. Keadaannya berbeda saat mereka kehilangan kekuatan berkah. Setelah mereka meninggalkan kekuatan ini, mereka tersesat dalam dunia sekuler ini. Karena itu, mereka perlu berbicara.
Kemudian mereka merasa malu yang menjauhkan diri mereka satu sama lain. Mereka tak berani memegang tangan yang lain atau melakukan apa pun. Itu tidak sama lagi. Jadi, mereka mulai memesonai satu sama lain.
Dalam melakukannya, mereka harus belajar dari hewan, karena mereka tak dapat lagi melakukan komunikasi batin, dan mereka juga tidak tahu cara berbicara. Mereka mengamati hewan dan menirukan suara mereka. Begitulah cara mereka belajar A-B-C.
Karena tak bisa belajar dari orang lain, mereka hanya dapat meniru perilaku hewan yang kacau. Ketika mereka masih di atas sana, mereka belajar dari Tuhan, dari makhluk abadi, para Buddha dan Bodhisattva (makhluk tercerahkan), yang jauh lebih elegan daripada dunia manusia.
Ketika mereka pertama datang, tak ada manusia lain, karena mereka adalah leluhur kita. Mereka tidak punya seorang guru yang tercerahkan untuk mengajari mereka di sini, jadi mereka harus mengajari diri mereka sendiri.
Namun, kebijaksanaan mereka telah terputus dan terlupakan! Begitu mereka meninggalkan pusat rohani, mereka tersesat dan tak dapat kembali.
Mereka mabuk terpukau oleh gairah dan kesenangan sensual! Dunia sekular penuh dengan kekhawatiran yang membuat mereka lupa dengan kebijaksanaan mereka, jadi mereka harus mengurus diri mereka sendiri.
BERSAMBUNG