KISAH ADAM DAN HAWA ke-9

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Oke saja untuk terus berjalan, tapi kita pertama-tama harus memastikan bahwa itu adalah jalan yang benar. Hanya karena itu jalan bebas hambatan yang lebar, bukan berarti kita harus selalu mengambilnya.

Jika rumah kita berada di arah yang lain, kita perlu membelok atau bahkan memutar balik mobil kita, tidak peduli seberapa sulitnya itu. Kita tak bisa melaju cepat terus-terusan hanya karena itu adalah jalan bebas hambatan yang lebar, tapi kita juga jangan menyerah karena jalan yang sempit.

Jika kita menyerah, kita takkan pernah kembali ke tempat kita ingin
pergi. Kebebasan bukanlah selalu bergerak lurus ke depan – itu adalah
kebodohan. Perbedaannya terletak pada tiadanya pengendalian diri.

Orang yang tak bertanggung jawab mungkin terlihat sama seperti mereka yang memiliki kebebasan karena mereka melakukan apa pun yang mereka inginkan dan mereka percaya bahwa mereka bebas. Tidak, itu adalah sikap lalai terhadap tugas seseorang, dan mereka bersikap terlalu enteng terhadap diri mereka.

Jadi, sekarang kalian mengerti. Cerita Taman Eden ini bukan hanya
tentang sebutir buah. Ini adalah cerita perumpamaan yang memberitahu
kita bahwa tidaklah mudah bagi kita untuk mematuhi orang lain.

Jika orang menyuruh kita agar tidak melakukan sesuatu, kita harus melakukan seperti itu saja. Pikiran kita mengacaukan apa-apa seperti ini, melakukan apa yang diperingatkan agar tidak dilakukan. Itu sebabnya Adam dan Hawa mendengarkan seekor ular hanya karena sebutir buah.

Mereka tahu betapa baiknya Tuhan terhadap mereka, memberi mereka seluruh dunia untuk keperluan mereka, tapi mereka tidak bersyukur. Mereka percaya kepada ular yang bermuka dua dan mereka memakan apa yang dilarang Tuhan.

Kita seharusnya tidak mencuri apa pun dari penyokong kita, tak peduli betapa pun menariknya kelihatannya. Jika kita sungguh menginginkannya, kita harus memberitahu dia.

Mereka telah diberikan seluruh dunia, tapi mereka tidak puas. Mereka diminta untuk tidak makan buah itu, tapi mereka toh memakannya. Moral cerita ini adalah: tidaklah mudah untuk menjaga diri kita tetap dalam jalur, karena kita selalu mendengarkan orang jahat. (bersambung)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *