HARIANTERBIT.CO – Tekait pernyataan Walikota Bekasi, Rahmat Effendi Rabu, (19/5) yang akan menindak dan memberikan sanksi tegas terhadap ASN, dinilai sejumlah wartawan di Kota Bekasi, hanya sekedar “Omong Doang.” Yang mana kekerasan yang terjadi pada dua wartawan yang menjadi korban, oknum Trantib dianggap sebagai pemicu pemukulan dan pengeroyokan oleh tiga orang tak dikenal yang disinyalir “Preman” oknum sewaan Kecamatan
“Sebagai wartawan Bekasi, Kami menganggap pernyataan yang dilontarkan Walikota Bekasi, Rahmat Effendi hanya OMDO doang” kata Tohom kepada awak media di Bekasi, Minggu (22/5)
Lantaran menurutnya, sampai kini, oknum Kecamatan yang mengenal pelaku, masih belum ditindak dan bebas berkeliaran. Meskipun saat kejadian, menurut salah satu korban A. Zarkasih bahwa Camat Pondok Gede, Chaerul sempat mengeluarkan perkataan, “Anggap saja pelajaran, ini Pondok Gede
Sebagai dukungan moral, sebut dia, sejumlah jurnalis siap mengawal kasus ini sampai tuntas. Sehingga rekan – rekan jurnalis yang menjadi korban, mendapat kepastian dan keadilan hukum.
“Kasus ini wajib dikawal, kita akan perjuangkan semaksimalnya, bila perlu, kita akan surati Mempan RI”, ungkap Tohom yang juga sebagai Kabiro Bekasi Harian Nonstop.
Sebut Tohom, wartawan yang jadi korban pengeroyokan mengaku masih gelisah, soal kepastian hukum dari pihak kepolisian karena pelaku masih bebas berkeliaran ” katanya
Menanggapi hal itu, Ariyes B, Ketua MPC Pemuda Pancasila (Bang Yes, sapaan akrab), “Bila benar Chairul yang seorang Camat mengeluarkan perkataan tersebut “sebagai pelajaran saja, ini Pondok Gede”, selepas kejadian pengeroyokan, maka itu adalah perkataan “Preman pasar bukan seorang Pejabat” ujar Ariyes.