DIMANA KITA BERADA CIPTAKAN KAMPUNG SPIRITUAL – bag.delapan

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Saya tak bisa hanya berkeliaran di sekitar sungai sepanjang waktu. Juga selama waktu itu, kami punya banyak orang lain, yang disebut pengikut awam, datang kepada kami.

Jadi, kami membeli tempat itu. Itu juga sesuai karena tempat itu murah. Kami membelinya, mereka datang, lalu kami mengembangkannya. Kami membeli lebih banyak lagi dengan berjalannya waktu, dan itu menjadi Center Miaoli.

Bagaimanapun juga, bersama-sama di satu tempat tidak selalu sangat
nyaman. Itu sangat baik, tapi kami harus banyak berjuang. Sangat mudah bagi orang-orang untuk datang ke sana dan menyalahkan kami atas segala sesuatu yang terjadi pada anak-anak mereka.

Mereka akan bilang. “Oh, dengar, putriku mengikuti Anda…” Meski dia tidak mengikuti saya, dia pergi bersama pacarnya ke suatu tempat. Saya tak pernah tahu dan kemudian mereka datang dan menyalahkan kami. Saya bilang, “Pergi cari putrimu ke mana saja.

Saya tak pernah lihat dia.” (Guru tertawa.) Kadang itu terlalu mudah. Karena kami tinggal di sana di satu tempat sepanjang waktu, siapa pun dapat datang dan mengatakan apa pun kepada kami. Itu juga merupakan suatu kerugian bagaimanapun juga.

Tidak selalu baik, tapi itu baik bagi murid-murid. Itu baik bagi komunitas internasional jika mereka ingin datang untuk menemui saya atau ketika kami mengadakan retret.

Jika mereka sentimental, mereka akan berpikir, “Oh, Guru pernah tinggal di sana. Itu adalah tempat Guru, tempat suci. Pergi dan ambillah beberapa batu. (Guru tertawa.) Pulang ke rumah dan menaruhnya ke dalam teh untuk dimasak. (Guru tertawa) Bodoh! (Gelak tawa) – (bersambung)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *