PANDANGAN BUDDHA TENTANG MUKJIZAT

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Bila dalam ajaran lain, Keajaiban atau Mukjizat dijadikan daya tarik dan selling point yang diagung-agungkan untuk menarik pengikut baru, maka Anda akan melihat hal yang bertolak belakang mengenai hal itu dalam agama Buddha.

Bagi Sang Buddha, keajaiban tidak menduduki peranan penting dalam pengembangan spiritual tetapi peranannya minor saja (yang tidak penting).

Dengan menyaksikan keajaiban yang seringkali diperbesar-besarkan, seseorang tidak dapat memperoleh kemajuan spiritual atau manfaat apapun, tetapi sebaliknya hal ini akan membuat mereka semakin melekat terhadap hal ini, padahal keajaiban-keajaiban yang dipertontonkan tersebut belum tentu benar.

MENINGGALKAN

Pada suatu kesempatan, Sang Guru pernah mengatakan bahwa penggunaan keajaiban untuk membujuk orang masuk agama lain adalah seperti mengunakan gadis-gadis penari untuk menggoda orang untuk melakukan sesuatu.

MenurutNya, keajaiban atau mukjizat yang sebenarnya adalah ketika dapat membuat seorang pembunuh, pencuri, teroris, pemabuk atau pelacur sadar bahwa apa yang telah ia lakukan adalah salah dan berhasil membuatnya meninggalkan jalan hidupnya yang buruk, tidak bermoral dan membahayakan. Perubahan menjadi baik seperti inilah yang merupakan mukjizat tertinggi yang dapat dilakukan orang.

Oleh sebab itulah, walaupun Sang Buddha mempunyai dan mampu memperlihatkan segala jenis Keajaiban atau Mukjizat, tetapi selama 45 tahun pembabaran DhammaNya Beliau yang merupakan pendiri Agama Buddha tidak pernah menunjukkan, menyuruh atau memperbolehkan orang-orang yang menjalankan disiplinnya untuk menggunakan kemampuan supranatural tersebut hanya untuk menarik pengikut baru.

Karena itu, sebagai umat Buddha tidak seharusnya kita mencari kekuatan supranatural atau percaya begitu saja kepada mereka yang menguasai hal yang gaib-gaib.

PERTONTONKAN

Hanya dengan mempertontonkan keajaiban, tidak berarti mereka mengajarkan kebenaran. Seseorang bisa saja memperoleh kekuatan ajaib tanpa pengembangan spiritual.

Sang Buddha mengatakan bila orang tersebut mengembangkan kekuatan ajaib tanpa pengembangan spiritual, maka ia berada dalam keadaan yang cukup berbahaya karena bisa menyalahgunakan kekuatan itu untuk keuntungan duniawi.
Sekarang ini banyak orang yang telah menyimpang dari jalan kebenaran dengan menggunakan kekuatan ajaibnya mendapatkan apa yang diinginkannya tanpa memiliki pengembangan spiritual apapun.

Keajaiban atau kekuatan luar biasa seperti itu tidak dapat mengantarkan seseorang menjadi suci, hal itu mungkin bisa membawa kebahagiaan semu untuk seketika, tetapi tidak akan membawa anda untuk memperoleh kebahagiaan sejati untuk waktu yang lama karena buah kamma seseorang harus diterima oleh orang itu sendiri, tidak ada yang dapat diwakilkan, dan tidak ada siapapun yang dapat lari dari buah kammanya termasuk mereka yang memiliki kekuatan-kekuatan luar biasa tersebut. (kiriman lie ching FB)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *